KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Bersama Badan Anggaran (Banggar) DPR RI sepakat target pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sebesar 5,3% hingga 5,9% pada 2023. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Suryadi Sasmita optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bisa tumbuh hingga 5,9%, asalkan memenuhi beberapa syarat. Di antaranya, pertama, pemerintah harus memberikan kepastian hukum yang jelas bagi investor asing maupun dalam negeri yang ingin berinvestasi ke Indonesia. Menurutnya kepastian hukum yang ada saat ini tidak jelas dan selalu berubah-ubah.
“Kepastian hukum ini jangan terus berubah. Peraturan itu pada dasarnya bagus, di ubah juga sama saja. Paling penting itu implementasinya bagaimana,” tutur Suryadi kepada Kontan.co.id, Senin (27/6).
Baca Juga: Target Pertumbuhan Ekonomi 2023 pada Kisaran 5,3% - 5,9%, Ini Pendapat Para Ekonom Kedua, mengenai perizinan berusaha atau
Online Single Submission (OSS) yang terintegrasi secara elektronik. Ia menilai impelementasi OSS hingga saat ini masih buruk, juga aturannya tidak sejalan antara di pusat dan daerah. Sehingga para investor mengalami kendala saat melakukan persyaratan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, Suryadi berharap pemerintah bisa segera memperbaiki sistem OSS tersebut, paling tidak hingga akhir tahun ini, sehingga implementasinya pada tahun depan dapat berjalan dengan baik. Ketiga, memberikan keamanan bagi pengusaha mengingat tahun depan adalah tahun politik. Menurutnya, jika keamanan dapat terjaga maka perekonomian juga akan maju. “Sebenarnya tahun politik adalah tahun yang baik dan ekonomi bahkan akan membaik. Ini karena banyak orang mau bikin kaos dan apapun itu segala pendukung untuk kampanye. jadi bisa menyumbang juga ke ekonomi. Kampanye politik adalah tahun ekonomi,” kata Dia. Keempat, mengenai Undang-Undang Cipta Kerja. Suryadi bilang, UU Cipta Kerja menjadi salah satu produk yang dihargai oleh investor baik dalam negeri maupun luar negeri. Akan tetapi, hingga saat ini implementasinya masih ditunda hingga November 2023. Sehingga menimbulkan pertanyaan publik apakah UU tersebut akan berjalan atau tidak. Suryadi mengatakan, jika empat catatan tersebut dapat terlaksana, maka untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,9% pada tahun depan akan sangat mudah. Apalagi, tambahnya, investor dari luar negeri saat ini sudah banyak yang mengantri untuk berinvestasi di Indoensia, didukung pertumbuhan konsumsi Indoensia sangat tinggi. Selain itu, Indonesia juga tidak ada kaitannya dengan perang yang saat ini sedang terjadi yakni Rusia dan Ukraina, pun dampak perang tersebut tidak begitu terasa. Dia juga memperkirakan penerimaan dari perpajakan tahun ini bisa melampaui target, didukung dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin pulih.
Baca Juga: BI Ingatkan Stagflasi Global Membayangi Prospek Ekonomi Indonesia Pertumbuhan ekpor tahun ini bahkan ke depan juga diperkirakan masih akan meningkat, karena kebanyakan negara masih membutuhkan batu bara.
“Dengan tanda-tanda perbaikan tersebut, ini ada tanda-tanda optimis pertumbuhan ekonomi tahun depan bisa mencapai 5,9%,” ujarnya. Lebih lanjut, Suryadi juga mengatakan, kondisi dunia usaha tahun depan terhitung akan aman jika inflasi dapat terjaga dengan baik. Selain itu, Ia juga berharap kondisi pangan di Indonesia tahun depan bisa terkontrol, karena jika tidak akan terjadi stagflasi. “Misalnya kita stok pupuk. Namun kalau stoknya habis, kita harus mandiri, mempersiapkan pupuk buatan sendiri dan tidak bergantung pada impor,” imbuh Suryadi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto