Pengusaha pakan mandiri ikan budidaya terkendala bahan baku



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha pakan mandiri untuk ikan budidaya sampaikan tantangan utama dalam pengembangan pakan lokal adalah ketersediaan bahan baku. Oleh karenanya, dibutuhkan riset dan dorongan kerja sama dengan industri lain agar pakan mandiri bisa mendapatkan limbah organik yang jadi alternatif sumber baku.

Ketua Asosiasi Pakan Mandiri Nasional (APMN) Safruddin menyampaikan pengadaan bahan baku menjadi kendala utama anggota persatuannya yang mencapai hingga 27 pengusaha.

"Bahan baku dan kualitas dalam negeri masih kurang, apalagi bahan baku lokal untuk kandungan tertentu masih kurang," katanya, Rabu (7/11).


Menurutnya selama ini pakan ikan masih bergantung pada tepung ikan dan bungkil kedelai yang merupakan komponen impor.

Sehingga untuk menekan biaya produksi yang terangkat karena pengaruh dollar, pihaknya terus berupaya untuk melakukan substitusi. Pilihan alternatifnya bisa menggunakan limbah kelapa sawit alias Palm Meal Kernel (PMK), dedak yang dicampuri vitamin,

Safruddin melihat pemerintah seharusnya fokus pada pengembangan pakan mandiri ini, selain dengan investasi pada mesin, tapi juga penyediaan bahan baku pakan. Salah satu caranya dengan mendorong kemitraan atau kesepakatan dengan industri yang menghasilkan limbah organik.

"KKP sudah rekomendasikan untuk ambil CSR dari bungkil kelapa sawit seperti di sentra di Riau, misalnya dari PT Sinarmas sebanyak 6 kelompok, bisa ambil limbah sawit, melalui kebijakan dari pemerintah daerah," jelas Safruddin.

Menurutnya, langkah-langkah korporasi dan kerja sama seperti inilah yang harus didorong agar meningkatkan gairah industri pakan mandiri lokal.

Asal tahu, pesanan pada pakan mandiri tergantung potensi ikan daerah. Misalnya di Riau, Jambi, Palembang dan Lampung menjadi konsumen pakan mandiri untuk ikan patin.

Sedangkan di Sumatera Barat dan Medan untuk ikan nila dan lele dan emas. Ada juga pembelian dari Tulungagung dan Kalimantan untuk ikan patin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto