KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha pengolah ikan keberatan dengan skema Culture Based-Fisheries, pasalnya pemberian pakan ikan secara alami tidak dapat mendukung kebutuhan industri yang membutuhkan kepastian kuantitas dan timing produksi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo menyampaikan, dengan sistem CBF akan sulit memperkirakan pertumbuhan ikan budidaya karena hanya mengandalkan pakan alami, sehingga akan sulit memprediksi mana panen, ukuran dan jumlah ikan panen. "Padahal Industri pengolahan ikan perlu kepastian hal tersebut, karena mereka harus memberikan kepastian kepada buyer. Dengan demikian penerapan sistem CBF tidak sejalan dengan pengembangan Industri Perikanan Nasional yang kalau dilaksanakan secara total untuk mengganti Karamba Jaring Apung," kata Budhi, saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/9).
Pengusaha pengolah ikan keberatan dengan skema culture based fisheries
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengusaha pengolah ikan keberatan dengan skema Culture Based-Fisheries, pasalnya pemberian pakan ikan secara alami tidak dapat mendukung kebutuhan industri yang membutuhkan kepastian kuantitas dan timing produksi. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) Budhi Wibowo menyampaikan, dengan sistem CBF akan sulit memperkirakan pertumbuhan ikan budidaya karena hanya mengandalkan pakan alami, sehingga akan sulit memprediksi mana panen, ukuran dan jumlah ikan panen. "Padahal Industri pengolahan ikan perlu kepastian hal tersebut, karena mereka harus memberikan kepastian kepada buyer. Dengan demikian penerapan sistem CBF tidak sejalan dengan pengembangan Industri Perikanan Nasional yang kalau dilaksanakan secara total untuk mengganti Karamba Jaring Apung," kata Budhi, saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (13/9).