KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) terus memantau pergerakan harga minyak seiring dengan semakin panasnya tensi geopolitik Timur Tengah. Dikhawatirkan, perang tersebut berdampak pada sisi logistik dan mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan, jika aspek logistik minyak terdampak perang, tentu harga minyak akan naik. Meski saat ini harga minyak mentah terus menguat, dia menilai, kenaikannya belum terlalu signifikan. Namun, beda cerita jika Amerika Serikat sudah merapat ke Timur Tengah, diprediksi harga minyak akan terus menanjak. Apalagi ketika Iran dan Arab Saudi ikut berperang, lanjut Tutuka, akan membuat harga minyak dunia semakin mendidih. Persoalan ini pun juga akan berimbas pada Indonesia yang pasokan minyaknya paling besar diimpor dari Arab Saudi dan Nigeria.
Pengusaha Ritel BBM Pantau Fluktuasi Harga Minyak Dunia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah perusahaan ritel Bahan Bakar Minyak (BBM) terus memantau pergerakan harga minyak seiring dengan semakin panasnya tensi geopolitik Timur Tengah. Dikhawatirkan, perang tersebut berdampak pada sisi logistik dan mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) kementerian ESDM, Tutuka Ariadji menyampaikan, jika aspek logistik minyak terdampak perang, tentu harga minyak akan naik. Meski saat ini harga minyak mentah terus menguat, dia menilai, kenaikannya belum terlalu signifikan. Namun, beda cerita jika Amerika Serikat sudah merapat ke Timur Tengah, diprediksi harga minyak akan terus menanjak. Apalagi ketika Iran dan Arab Saudi ikut berperang, lanjut Tutuka, akan membuat harga minyak dunia semakin mendidih. Persoalan ini pun juga akan berimbas pada Indonesia yang pasokan minyaknya paling besar diimpor dari Arab Saudi dan Nigeria.