Pengusaha sambut baik negosiasi IA-CEPA yang sudah mencapai titik akhir



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negosiasi Australia dan Indonesia soal free trade agreement (FTA) atawa Indonesia-Australia Comprehensive Economy Partnership Agreement (IA-CEPA) akhirnya mencapai titik terang.

Pasalnya kesepakatan yang telah dibahas bertahun-tahun ini diharapkan bisa ditandatangani secara resmi pada akhir tahun ini. Meski, belum ada rincian yang diumumkan mengenai ruang lingkup perjanjian perdagangan tersebut, tapi pejabat kedua negara telah menyelesaikan kebuntuan atas perjanjian perdagangan bebas selama negosiasi belum lama ini di Melbourne.

Sekaligus membuka jalan FTA tersebut bisa ditandatangani pada bulan September atau Oktober tahun ini. Atas hal tersebut setidaknya dunia usaha menyambut secara positif.


Wakil Ketua Kadin Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan, pada prinsipnya sebelum perjanjian ini diteken pelaku usaha sudah memberikan masukan-masukan kepada pemerintah kedua negara mengenai prospek-prospek dan peluang di sektor apa sajayang bisa diambil.

Tapi sejatinya, yang namanya perjanjian minta pasti akan ada yang menguntungkan dan berdampak tidak terlalu baik di sektor tertentu. "Tapi yg pasti kami merasa memang secara menyeluruh kita membutuhkan IA-CEPA ini untuk meningkatkan kerjasama kita juga dengan Australia untuk hubungan bilateral," kata Shinta kepada Kontan.co.id, Senin (27/8).

Sehingga, Kadin sendiri selama ini mendukung dari sisi prosesnya dan menyambut baik, akhir bisa diselesaikan untuk kepentingan Indoensia. Shinta sendiri menjelaskan ada beberapa perjanjian perdagangan dalam IA-CEPA ini.

Diantaranya, pertama, penurunan tarif di IA-CEPA ditargetkan lebih cepat dari penurunan tarif di ASEAN- Australia- Selandia Baru. Jadi produk seperti apparel, footwear dan otomotif bisa mengggunakan skema tarif 0% di perjanjian bilateral ini.

"Prinsipnya perjanjian ini harus lebih baik dengan perjanjian di ASEAN-Australia-Selandia Baru," katanya. Lalu kedua, sektor agrikultur, nantinya peternak sapi Indonesia bisa mengimpor makanan sapi asal Australia dengan lebih murah.

Ketiga, sektor makanan dan minuman yang juga pelaku usahanya bisa memperoleh bahan baku dari produk lebih murah asal Australia. Keempat, mengenai pendidikan dan kesehatan akan ada investasi dari Australia yang bekerjasama dengan pelaku usaha Indonesia.

Kelima, soal standar produk. Shinta menambahkan, sebetulnya perjanjian ini memfasilitas Indonesia dalam hal standar produk. Sehingga diharapkan nantinya bisa meningkatkan standar produk Indonesia ke standar internasional. "Jadi produk kita untuk menembus pasar internasional akan lebih mudah," jelas dia.

Keenam, mengenai tenaga kerja yang terampil untuk bisa bekerja di Australia. Meski begitu , Shinta juga menyatakan, para pengusaha tidak mau IA-CEPA ini hanya berupa sebuah perjanjian saja.

Karena pada akhirnya pengusaha ingin menikmati hasilnya. "Kami juga mempersiapkan dari sektor-sektor yang bisa mendapatkan keuntungan ini. Bagaimana kita bisa mendapatkan fasilitas ini supaya lebih besar," terang dia

Tak hanya itu, pengusaha juga mempersiapkan industri yang terpengaruh dari perjanjian ini agar tidak terlalu dirugikan karena banyak produk Australia akan masuk ke Indonesia. "Tapi setidaknya hal-hal itu sudah diperhatikan oleh tim negosiasi. Kita lebih lihat dari sisi manfaat jadi jangan melihat dari kerugiannya." imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat