Pengusaha sambut positif tim ekonomi baru



JAKARTA. Perombakan yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap tim ekonomi Kabinet Kerja cukup memberikan optimisme terhadap kalangan pelaku usaha. Meski demikian, tim ekonomi dituntut segera mengembalikan kepercayaan pasar yang sedang goyah.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sanny Iskandar mengatakan, tiga sosok dalam tim ekonomi yang direshuffel Presiden Jokowi harus mampu mengenjot kinerja ekonomi. Pelemahan mata uang rupiah, dan peningkatan investasi di dalam negeri menjadi fokus tim tersebut.

Dari ketiga tim ekonomi Jokowi yang baru tersebut, Sanny mengatakan cukup optimis dengan kinerja mereka. Darmin Nasution misalnya, mantan Gubernur Bank Indonesia ini dinilai cukup lugas dan tegas dalam pengambilan keputusannya.


Sementara itu, Menteri Perdagangan yang baru Thomas Lembong yang pernah menjabat di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) juga diyakini dapat mengembalikan persoalan domestik yang berkaitan dengan pangan.

Meski demikian, Sanny memberi catatan terhadap Rizal Ramli yang di plot sebagai Menko Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo. "Sosok Rizal Ramli memiliki pemikiran yang cemerlang, beda dan cenderung kontroversial," kata Sanny.

Namun demikian, dengan kemampuan yang dimiliki oleh masing-masing tim ekonomi yang baru tersebut, Sanny memberikan penilaian atas keputusan Presiden tersebut dengan nilai 8.

Wakil Ketua Umum Kadin bidang Perbankan dan Finansial Rosan Roeslani mengatakan, perubahan konfigurasi kabinet yang baru diumumkan, khususnya di tim ekonomi, menunjukkan bahwa pemerintah paham dengan perlambatan ekonomi saat ini, dan akan segera mengupayakan solusinya.

Mengenai figur-figur baru yang mengisi kabinet pasca reshuffle Rosan menggaris bawahi ketokohan dan pengalaman beberapa tokoh yang kini menjadi anggota kabinet.

Darmin Nasution misalnya, sebagai ekonom senior yang berpengalaman di perpajakan dan moneter pastinya menciptakan harapan positif. "Indonesia saat ini sangat butuh ekonom yang berkelas dunia. Kalau tidak berbagai reformasi yang dilakukan di bidang ekonomi bisa tumpang tindih atau tidak konsisten," kata Roslan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia