Pengusaha sawit bantah bakar lahan



JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) membela anggotanya yang dituduh menjadi biang keladi kebakaran hutan di Riau. Gapki mengklaim menerapkan zero burning policy sehingga tudingan membakar lahan tidak beralasan.

Sekretaris Jenderal Gapki, Joko Supriyono bilang, pengusaha sawit tidak mungkin melakukan pembakaran hutan dan lahan karena memang sedang tidak ada ekspansi pembukaan lahan di Riau. "Tidak ada ekspansi maka tidak ada pembukaan lahan baru," katanya, Selasa (25/6).

Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup menyebut ada delapan perusahaan sawit yang telah terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan di Riau. Pembakaran lahan inilah yang menjadi penyebab kabut asap di Malaysia dan Singapura.


Atas tudingan itu, Joko mengatakan, pihaknya telah memanggil empat perusahaan anggota Gapki yang disebut lahannya terbakar. "Dari empat perusahaan, hanya ada satu perusahaan yang ada kebakaran di lahan konsesinya, namun di kebun masyarakat atau plasma," ujarnya.

Tanpa memerinci nama perusahaan yang terlibat Gapki menyebut tiga perusahaan diantaranya merupakan perusahaan sawit asal Malaysia dan satu perusahaan nasional.

Untuk membantu pemadaman api, Gapki juga telah bekerjasama dengan Dinas Perkebunan Riau. Untuk mencegah masuknya api ke daerah konsesi, Gapki juga telah meminta anggotanya membuat parit-parit air.

Gapki telah menyiapkan armada pemadam kebakaran sebanyak 26 unit di sejumlah kabupaten seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Siak dan Kabupaten Kampar.

PT Provident Agro Tbk, induk usaha PT Langgam Inti Hibrindo, kemarin, juga membantah tuduhan membakar hutan. Menurut Kumari, Direktur Provident Agro, lokasi hotspot di Desa Sering bukan berada di lahan konsesi perkebunan milik Langgam Inti Hibrindo. "Lokasi kebakaran  ini sekitar 11 kilometer dari wilayah kebun Langgam Inti," ujarnya (25/6).

Kumari mengklaim sejak 2007 perusahaan ini telah menerapkan zero burning policy dalam pembukaan lahan. Memiliki hak guna usaha (HGU) seluas 9.024 hektare (ha), luas lahan tertanam sawit Langgam Inti kurang lebih 6.583 ha. LIH juga mengakuisisi kebun yang sudah jadi sehingga tidak perlu membuka lahan.

Hingga kemarin, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih kesulitan untuk memadamkan titik api di Riau. Kepala BNPB Syamsul Maarif menyatakan saat ini telah meminta Kementerian Luar Negeri untuk mengusahakan penyewaan pesawat untuk memadamkan api.

Syamsul bilang negara yang punya pesawat pemadam atau water bombing untuk menangani kebakaran hutan antara lain Rusia, Kanada, Australia dan Korea

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Uji Agung Santosa