JAKARTA. Para pengusaha raksasa perkebunan kelapa sawit mendukung kebijakan mandatori biodiesel 15% sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. Mereka yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ini juga mendukung kebijakan pemerintah memungut US$ 50 per ton untuk ekspor crude palm oil (CPO) dan US$ 30 per ton untuk produk turunannya, sebagai dana mengembangan biodiesel. Managing Director Sinar Mas G. Sulistyanto mengatakan, pengusaha CPO pengembangan biodiesel dalam negeri berdampak pada pasokan dan permintaan produk CPO di dalam dan luar negeri. Bila produk CPO diserap dalam negeri meningkat, otomatis ekspor CPO berkurang, sehingga mendongkrak harga CPO di pasar internasional. Kondisi itu tentu saja berpotensi mendongkrat harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani. Karena itu, pengusaha mendorong agar implementasi kebijakan biodisel berjalan cepat.
Pengusaha sawit dukung pungutan untuk biodiesel
JAKARTA. Para pengusaha raksasa perkebunan kelapa sawit mendukung kebijakan mandatori biodiesel 15% sebagai campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar. Mereka yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) ini juga mendukung kebijakan pemerintah memungut US$ 50 per ton untuk ekspor crude palm oil (CPO) dan US$ 30 per ton untuk produk turunannya, sebagai dana mengembangan biodiesel. Managing Director Sinar Mas G. Sulistyanto mengatakan, pengusaha CPO pengembangan biodiesel dalam negeri berdampak pada pasokan dan permintaan produk CPO di dalam dan luar negeri. Bila produk CPO diserap dalam negeri meningkat, otomatis ekspor CPO berkurang, sehingga mendongkrak harga CPO di pasar internasional. Kondisi itu tentu saja berpotensi mendongkrat harga Tandan Buah Segar (TBS) di tingkat petani. Karena itu, pengusaha mendorong agar implementasi kebijakan biodisel berjalan cepat.