Pengusaha sawit kaji ekspor ke Afrika



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) bakal melakukan kunjungan ke Tunisia dan Maroko sehabis Lebaran. Tujuannya, mengkaji potensi memperbanyak ekspor produk olahan minyak kelapa sawit (CPO) ke dua negara di benua Afrika tersebut.

"Demand dari sawit itu mengikuti banyaknya jumlah penduduk. Negara di Afrika, mereka memang punya kebun dan processing, tapi impor kembali bergairah dengan harga minyak dunia yang semakin membaik," jelas Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan dan Keberlanjutan Gapki Togar Sitanggang, Rabu (30/5).

Togar melanjutkan, produk minyak kelapa sawit (CPO) yang bakal dikaji untuk ekspor ke benua tersebut bukan dalam bentuk bahan mentah, namun sudah jadi produk olahan alias refined palm oil seperti minyak goreng dalam bentuk kemasan dan jerigen.


Apalagi dengan menimbang jumlah populasi masyarakat disana yang besar, maka kebutuhan terhadap minyak nabati juga bakal melebar. Bahkan berdasarkan riset yang dilakukan oleh Radobank pada Januari 2018, bakal terjadi peningkatan impor minyak nabati pada tahun 2030 ke Afrika sebanyak 3,5 juta ton atau naik 33% dibanding posisi saat ini sebanyak 10,6 juta ton impor.

Sedangkan data Badan Pusat Statisik untuk periode empat bulan pertama 2018, Indonesia telah melakukan ekspor produk olahan CPO naik US$ 1,27 triliun dari periode sama tahun lalu sebanyak US$ 714,4 miliar.

Tak hanya itu, Togar juga menyebutkan pihaknya tengah berupaya untuk meminta pemerintah menurunkan dana pungutan ekspor sawit minyak goreng curah untuk semakin memacu ekspor produk olahan tersebut.

"Kami juga melobi dan sudah meminta dari lama agar pungutan untuk minyak goreng kemasan mestinya lebih rendah dari minyak bulk yang curah," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia