Pengusaha sebut ada potensi ekspor minyak sawit dalam kemasan ke Afrika



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan pasar tradisional menjadi salah satu upaya mendorong ekspor minyak sawit Indonesia. Pengusaha pun mengatakan, salah satu pasar non tradisional yang bisa disasar adalah Afrika, dimana Indonesia berpotensi mengekspor minyak sawit dalam kemasan ke kawasan tersebut.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Joko Supriyono mengatakan, di Afrika berdasarkan kode HS, ada 32 produk minyak sawit CPO, PKO dan turunannya yang diekspor ke Afrika, dimana 8 nomor HS utama produk minyak sawit mencapai 92%.

Baca Juga: Banyak tekanan, Kemendag optimistis prospek minyak sawit tetap cerah


Adapun, untuk kontribusi kode HS 15119036 atau liquid fractions of refines palm oil, in packing of a net weight not exceeding 25 kg (Fraksi cair dalam kemasan dengan berat bersih tidak melebihi dari 25 kg) sudah mencapai 41% dari total ekspor minyak sawit ke Afrika. Karena itu, Joko menilai ini menjadi peluang yang bisa diambil Indonesia.

"Di Afrika ini ternyata partai kecil, small pack. Ini yang menjadi potensi. Ini yang menjadi catatan kita, bagaimana kalau mengarah pada pasar non tradisional, specific problemnya harus dicermati," kata Joko dalam diskusi virtual, Senin (15/6).

Menurut Joko, setiap pasar non tradisional harus dicermati apa kebutuhannya sehingga tidak bisa diperlakukan sama dengan pasar-pasar lainnya.

Hal senada pun disampaikan oleh Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga. Menurut Sahat, Indonesia tak perlu menyasar seluruh kawasan Afrika, Indonesia bisa menyasar pasar di Afrika Timur saja mengingat populasinya mencapai hampir 380 juta orang yang tersebar di 18 negara.

Baca Juga: Ekspor CPO masih surplus, pelaku usaha dukung kebijakan ekspor di era new normal

"Persoalan di sana mereka tidak memiliki tangki besar di pelabuhan,  makanya mereka lebih sudah memperoleh minyak yang sudah bentuk kemasan di bawah 25 kilogram," kata Sahat.

Lebih lanjut, Sahat mengatakan kontribusi minyak sawit terhadap minyak nabati terus mengalami peningkatan. Karena itu, menurutnya Indonesia berpotensi untuk terus mengembangkan ekspornya.

Joko pun mengatakan terkait dengan pengembangan pasar non tradisional ini maka daya saing industri di dalam negeri harus ditingkatkan. Menurut dia, hal ini berhubungan pula dengan infrastruktur, masalah pengapalan, pajak ekspor dan lainnya. Adapun, Joko berpendapat Indonesia perlu tetap menjaga pasar tradisional minyak sawit seperti India, Pakistan dan Bangladesh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .