Pengusaha sektor properti di AS terbebani harga kayu yang melonjak



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pembangunan rumah di AS ltumbuh ebih rendah dari yang diharapkan pada bulan April. Kemungkinan hal ini disebabkan oleh melonjaknya harga kayu dan bahan bangunan lainnya, namun konstruksi tetap berlanjut karena kekurangan pasokan rumah yang sebelumnya terjadi di pasar.

Penurunan dalam pembangunan rumah yang dilaporkan oleh Departemen Perdagangan AS ini terkonsentrasi di segmen pasar perumahan keluarga tunggal. Jumlah rumah yang diizinkan untuk dibangun tetapi belum dimulai meningkat ke tingkat tertinggi sejak 1999, menunjukkan keraguan dari pihak developer.

"Developer menunda memulai konstruksi baru karena peningkatan biaya kayu dan bahan bangunan lainnya," kata Mike Fratantoni, kepala ekonom di Mortgage Bankers Association di Washington seperti dikutip dari Reuters, Rabu (19/5).


Baca Juga: Soroti kasus HAM Uighur, ketua DPR AS ajak dunia boikot Olimpiade Beijing 2022

Fratantoni menyampaikan bahwa kendala rantai pasokan ini menahan pasar perumahan. Padahal pembangunan seharusnya bertambah cepat karena mengingat permintaan yang kuat untuk membeli didorong oleh pasar kerja yang membaik dan tingkat hipotek yang rendah..

Permintaan akomodasi yang lebih besar dan lebih mahal di tengah pandemi Covid-19 karena memaksa jutaan orang Amerika untuk bekerja dari rumah dan mengambil kelas dari jarak jauh memicu ledakan pasar perumahan. 

Tetapi virus corona justru mengganggu pasokan tenaga kerja di pabrik penggergajian dan pelabuhan, yang menyebabkan kekurangan kayu dan bahan mentah lainnya, meningkatkan harga dan mengancam untuk menjauhkan pembeli rumah pertama kali dari pasar.

Pembangunan rumah keluarga tunggal sebagai pangsa pasar perumahan terbesar turun 13,4% ke tingkat 1,087 juta unit di bulan April. Hasil tersebut mundur lebih jauh di bawah skala tertinggi lebih dari 14 tahun pada akhir tahun lalu.

Baca Juga: Lama tak terlihat, kapal perang AS kembali melintasi Selat Taiwan

Izin bangunan untuk rumah keluarga tunggal juga turun 3,8% menjadi 1,149 juta unit. Jumlah unit rumah yang diijinkan untuk dibangun tetapi belum dimulai melonjak 5,0% ke tingkat 232.000 pada akhir April dan menjadi yang tertinggi sejak Januari 1999.

"Saat ini agak tidak pasti kapan tepatnya masalah pasokan bisa diselesaikan. Pada akhirnya, bagaimanapun, kami berharap bahwa jaminan simpanan dari permintaan dapat membuat aktivitas perumahan tetap didukung hingga akhir tahun."  kata Isfar Munir, seorang ekonom di Citigroup di New York.

Selanjutnya: Di PBB AS tuding China tolak perundingan senjata nuklir

Editor: Tendi Mahadi