JAKARTA. Produsen tahu tempe mulai mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg), atau naik 16,7% dibandingkan akhir bulan April lalu Rp 6.000 per kg. Tidak hanya di Jakarta, harga kedelai juga melambung di berbagai daerah, salah satunya di Jawa Barat. Hal ini dikeluhkan oleh Asep Nurdin, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat kepada KONTAN Minggu, (13/5). Walaupun harga kedelai sudah melejit, namun Asep belum mau menaikan harga jual tahu yang diproduksinya. "Kami hanya bisa mengakalinya dengan merubah ukuran tahu atau tempe," kata Asep. Selain melakukan perubahan dari sisi ukuran, cara lain yang dilakukan pengusaha tahu tempe untuk mengantisipasi kenaikan harga kedelai ini adalah, dengan memberi campuran singkong. Sekadar informasi, kenaikan harga kedelai di Jawa Barat ini sudah berlangsung sejak awal bulan ini. Asep membandingkan, bila akhir bulan April lalu harga kedelai berada dikisaran Rp 6.000 per kg, kini naik 16,7% menjadi Rp 7.000 per kg. Asep menceritakan, setidaknya kebutuhan bahan baku kedelai sebanyak 7.000 ton-10.000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan industri tahu tempe yang tergabung dalam Kopti Jawa Barat. Asal tahu saja, anggota Kopti seluruh Jawa barat jumlahnya mencapai 7.400 orang. Asep berharap, pemerintah mau turut campur dalam pengendalian suplai bahan baku kedelai. "Bagi kami yang paling penting adalah, kelancaran suplai bahan baku," kata Asep.
Pengusaha tahu tempe menjerit, harga kedelai naik
JAKARTA. Produsen tahu tempe mulai mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp 7.000 per kilogram (kg), atau naik 16,7% dibandingkan akhir bulan April lalu Rp 6.000 per kg. Tidak hanya di Jakarta, harga kedelai juga melambung di berbagai daerah, salah satunya di Jawa Barat. Hal ini dikeluhkan oleh Asep Nurdin, Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jawa Barat kepada KONTAN Minggu, (13/5). Walaupun harga kedelai sudah melejit, namun Asep belum mau menaikan harga jual tahu yang diproduksinya. "Kami hanya bisa mengakalinya dengan merubah ukuran tahu atau tempe," kata Asep. Selain melakukan perubahan dari sisi ukuran, cara lain yang dilakukan pengusaha tahu tempe untuk mengantisipasi kenaikan harga kedelai ini adalah, dengan memberi campuran singkong. Sekadar informasi, kenaikan harga kedelai di Jawa Barat ini sudah berlangsung sejak awal bulan ini. Asep membandingkan, bila akhir bulan April lalu harga kedelai berada dikisaran Rp 6.000 per kg, kini naik 16,7% menjadi Rp 7.000 per kg. Asep menceritakan, setidaknya kebutuhan bahan baku kedelai sebanyak 7.000 ton-10.000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan industri tahu tempe yang tergabung dalam Kopti Jawa Barat. Asal tahu saja, anggota Kopti seluruh Jawa barat jumlahnya mencapai 7.400 orang. Asep berharap, pemerintah mau turut campur dalam pengendalian suplai bahan baku kedelai. "Bagi kami yang paling penting adalah, kelancaran suplai bahan baku," kata Asep.