KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Kemaritiman telah diubah nomenklaturnya menjadi Kemenko Kemaritiman dan Investasi di periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Walaupun begitu, pengusaha tak mempermasalahkan kementerian yang kembali dipimpin oleh Luhut Binsar Pandjaitan ini. Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Shinta Widjaja Khamdani mengatakan, Kemenko Kemaritiman dan Investasi sangat strategis untuk menyukseskan pengarusutamaan pertumbuhan ekonomi nasional yang berdasarkan sumber daya maritim karena koordinasi yang diperkuat antara sektor kemaritiman.
Baca Juga: Profit taking masih akan mewarnai IHSG esok Meski tak mempersoalkan perubahan ini, Shinta pun menilai ada beberapa hal yang harus diperhatikan supaya tugas yang diemban tak bertabrakan dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian yang sebelumnya juga membawahi investasi. Menurut Shinta, harus ada pembagian kementerian mana saja yang akan dibawahi oleh Kemenko Maritim dan Investasi serta Kemenko Perekonomian. Tak hanya itu, Kedua kementerian juga perlu melakukan koordinasi dan korelasi terutama berkaitan dengan kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan investasi, khususnya perindustrian dan perdagangan. Menurutnya, kebijakan yang akan ditetapkan di bidang ekonomi dan investasi perlu disinkronkan. "Kedua Kemenko ini harus bekerja sama dengan baik sehingga terciptanya kebijakan di antara kementerian-kementerian di bawah kedua Kemenko," tutur Shinta kepada Kontan.co.id, Minggu (27/10). Baca Juga: Gabungnya Prabowo ke pemerintah menentukan nasib Gerindra ke depan Shinta juga berpendapat, dipilihnya Luhut sebagai Menko Maritim dan Investasi sudah strategis karena Luhut dianggap memahami maritim dan investasi. Menurutnya, Luhut sudah terbukti dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan investasi dan memberikan hasil yang positif pada investasi. Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Tax Center Ajib Hamdani pun tak mempesoalkan perubahan nomenklatur Kemenko Maritim dan Investasi. Baca Juga: Arah IHSG menanti hasil rapat FOMC