Pengusaha Thailand was-was dengan darurat militer



BANGKOK. Pengembang properti dan juga penyedia kawasan industri terbesar Thailand, Amata Corp khawatir dengan pemberlakuan darurat militer di Thailand mulai Selasa (20/5).

Amata Corp khawatir, investor asing kabur dan menghentikan investasinya di Negara Gajah Putih itu pasca pemberlakuan keadaan darurat oleh militer.  

Petinggi Pemasaran Amata Corp, Viboon Kromadit bilang, ada beberapa konsumen saat ini menunda penandatanganan kontrak pembelian properti setelah krisis politik memanas.


"Kami sedang memantau perkembangan situasi dan mengumumkan darurat militer. Jika ada tanda-tanda negatif, investor asing bisa menghentikan investasi. Ini akan membuat lebih sulit untuk pemulihan," terang Viboon.

Sebelumnya, militer Thailand menyatakan, darurat militer ditempuh guna memulihkan ketertiban pasca aksi protes yang berlangsung selama enam bulan. Militer membantah, adanya kudeta dalam status darurat militer tersebut.

Perlu diketahui, Amata memiliki kawasan industri yang di sana ada pabrik mobil BMW dan pabrik ban Bridgestone Corp. Amata ini merupakan salah satu pelaku bisnis penting di Thailand, dan menjadi barometer sentimen investor. Salah satu klien terbesar Amata adalah, produsen mobil Jepang.

Editor: Asnil Amri