JAKARTA. Pelaku industri ponsel menolak rencana pengenaan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk ponsel dengan harga di atas Rp 5 juta. Jika pasal itu dikenakan maka akan memicu kenaikkan impor ponsel secara ilegal. Beleid itu baru efektif apabila diterapkan sejalan dengan International Mobile Station Equipment Identity (IMEI), meski perlu ditambahkan catatan dalam pelaksanaan teknisnya. Director of Marketing & Communications PT Erajaya Swasembada Djatmiko Wardoyo mengatakan, saat PPnBM diterapkan maka Indonesia akan kebanjiran impor ponsel ilegal. Selain itu pajak juga akan membebani konsumen dan akan menurunkan daya beli masyarakat untuk ponsel. "Indonesia memiliki banyak sekali pelabuhan di seluruh penjuru negeri, yang sangat sulit diawasi legalitas barang yang datang," katanya Jumat (4/7). Menanggapi usulan Kemenperin yang mengatakan bahwa PPnBM baru akan efektif apabila dibarengi dengan IMEI, Djatmiko mengatakan wacana itu bukan hal baru di dunia ponsel. "Itu bukan hal baru, IMEI sudah diterapkan di banyak negara lain. IMEI itu sebenarnya efektif untuk menekan impor ponsel ilegal. Namun perlu sinkronisasi dan koordinasi yang baik antar kementerian untuk melaksanakannya," ujar Djatmiko.
Pengusaha tolak rencana PPnBM telepon selular
JAKARTA. Pelaku industri ponsel menolak rencana pengenaan pajak penjualan barang mewah (PPnBM) untuk ponsel dengan harga di atas Rp 5 juta. Jika pasal itu dikenakan maka akan memicu kenaikkan impor ponsel secara ilegal. Beleid itu baru efektif apabila diterapkan sejalan dengan International Mobile Station Equipment Identity (IMEI), meski perlu ditambahkan catatan dalam pelaksanaan teknisnya. Director of Marketing & Communications PT Erajaya Swasembada Djatmiko Wardoyo mengatakan, saat PPnBM diterapkan maka Indonesia akan kebanjiran impor ponsel ilegal. Selain itu pajak juga akan membebani konsumen dan akan menurunkan daya beli masyarakat untuk ponsel. "Indonesia memiliki banyak sekali pelabuhan di seluruh penjuru negeri, yang sangat sulit diawasi legalitas barang yang datang," katanya Jumat (4/7). Menanggapi usulan Kemenperin yang mengatakan bahwa PPnBM baru akan efektif apabila dibarengi dengan IMEI, Djatmiko mengatakan wacana itu bukan hal baru di dunia ponsel. "Itu bukan hal baru, IMEI sudah diterapkan di banyak negara lain. IMEI itu sebenarnya efektif untuk menekan impor ponsel ilegal. Namun perlu sinkronisasi dan koordinasi yang baik antar kementerian untuk melaksanakannya," ujar Djatmiko.