Peningkatan Belanja Produk Dalam Negeri Percepat Pemulihan Ekonomi Nasional



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu cara untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional adalah melalui peningkatan belanja produk dalam negeri dan produk Usaha Mikro, Kecil, dan koperasi.

Vice Presiden Tatalogam Group Stephanus Koeswandi mengapresiasi, langkah-langkah yang sudah dilakukan pemerintah dalam peningaktan belanja produk dalam negeri.

Sebagai pelaku usaha di sektor industri baja, ia sepakat bahwa upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional dengan peningkatan belanja produk dalam negeri juga harus iikuti dengan peningkatan kualitas yang siginifikan. Tujuannya tentu adalah guna meningkatkan daya saing produk tersebut baik di tanah air maupun di mancanegara.


Baca Juga: Susun Standar Industri Hijau, Kemenperin Gandeng Tatalogam

“Dengan diiringi peningkatan kualitas, tentunya pemulihan ekonomi dapat lebih cepat. Salah satu caranya yaitu sesuai strategi Kementerian Perindustrian yang itu dengan hilirisasi industri. Strategi ini mampu meningkatkan nilai tambah komoditas yang kita miliki,” kata Stephanus dalam keterangannya, Jumat (30/9).

Dengan adanya hilirisasi, ke depannya komoditas yang diekspor bukan lagi berupa bahan baku, tetapi berupa barang setengah jadi atau barang jadi. Dan apabila dari hulu material sudah berkualitas, lanjut Stephanus, di hilir produk akhir yang dihasilkan juga akan berkualitas.

Untuk itu ,Tatalogam Group terus meningkatkan penggunaan produk baja dalam negeri yang berkualitas ekspor dan menjalin kerja sama dari hulu ke hilir antara perusahaan dalam negeri.

Ia menjelaskan, kualitas produk-produk nasional saat ini diakuinya sudah sangat baik. Produk-produk BJLAS dan BJLS dari Tatalogam Group sendiri yang dihasilkan 100% dari tanah air ini, sudah banyak dijumpai di pasar mancanegara mulai dari Asia hingga Amerika.

Selama pandemi, perusahaan dengan 100% Penanaman Modal Dalam Negeri (PNDM) ini bekerja sama dengan PT Krakatau Steel sebagai pemasok bahan baku melakukan ekspor ke berbagai Negara.

Baca Juga: Tatalogam Group terus berkomitmen terapkan SNI

“Ini menandakan bahwa produk 100% Indonesia dan berkualitas ekspor yang kita miliki telah diakui di seluruh dunia. Namun demikian, kita juga berkewajiban untuk tetap menjaga agar kebutuhan pasar nasional terpenuhi sehingga seluruh lapisan masyarakat dapat juga merasakan dampak perekonomian dari penggunaan produk-produk asli buatan negeri ini,” tegas Stephanus lagi.

Untuk memenuhi kebutuhan di tanah air ini, perusahaan yang meraih The Best Mild Steel Manufacture Utilizing the Highest Domestic Component Levels dalam Urbancity Awards 2022 ini juga bermitra dengan para pelaku UMKM.

Mengutip data Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), alokasi belanja barang dan jasa serta modal pemerintah tahun 2022 kurang lebih Rp1.000 triliun. Dari angka tersebut, 40% berpotensi digunakan untuk pembelian produk dalam negeri dan produk UMKM.  

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi bahwa jika potensi tersebut direalisasikan dalam Semester I Tahun 2022 maka dapat menumbuhkan ekonomi sebesar 1,7%.

Presiden Joko Widodo telah menerbitkan Instruksi Presiden Republik Indonesia (Inpres) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi (UMKK) dalam rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah pada Maret lalu.

Impres itu menginstruksikan kepada setiap instansi pemerintah agar memaksimalkan penggunaan barang/jasa hasil produksi dalam negeri atau PDN sesuai dengan kewenangannya.

Baca Juga: Tatalogam bawa rumah instan Domus merambah pasar Afrika

Wakil Ketua DPR Bidang Korkesra, Abdul Muhaimin Iskandar atau akrab disapa Gus Muhaimin menilai, implementasi program P3DN dapat memberikan ruang bagi industri nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi serta kualitas barang dan jasa sehingga mampu bersaing secara mandiri di pasar internasional. “P3DN juga menjadi proteksi tambahan terhadap potensi pelemahan nilai tukar,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto