Peningkatan Harga Barang Mengikis Keyakinan Konsumen



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Survei Danareksa Research Institute (DRI) menunjukkan adanya penurunan keyakinan konsumen pada awal semester II-2022. Ini terlihat dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juli 2022 yang sebesar 89,1 atau menyusut 2,0% mom dari 90,9. 

Kepala Ekonom DRI Rima Prama Artha mengatakan, penurunan keyakinan konsumen tersebut didorong oleh peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi dan peningkatan tarif listrik. 

“Peningkatan harga BBM dan tarif listrik ini memberikan korelasi negatif terhadap IKK. Bahkan, kalau menarik ke belakang, peningkatan tarif BBM menjadi salah satu pendorong IKK untuk turun 6 poin secara rata-rata,” tulis Rima dalam laporannya, Rabu (3/8). 


Baca Juga: Harga Pangan Bergejolak, Daya Beli Masyarakat Diprediksi Tertekan

Nah, peningkatan harga BBM dan tarif listrik ini menurunkan IKK, khususnya masyarakat kelas atas sekitar 4% month on month (mom).

Di sisi lain, peningkatan harga pangan pada Juli 2022 seperti cabai dan bawang-bawangan juga menekan keyakinan konsumen di semua kelas, baik kelas bawah maupun kelas atas. 

Secara umum, tingkat IKK pada Juli 2022 ini juga berada di bawah 100 atau berada di level pesimistis. Ini menunjukkan indikasi bahwa kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini memang masih belum menguat. 

Lebih lanjut, penurunan keyakinan konsumen juga nampak pada hampir seluruh area survei lembaga tersebut, seperti DKI Jakarta yang mencatat IKK sebesar 88,6 atau turun dari 95,7 pada bulan sebelumnya. Kemudian IKK Jawa Timur juga turun dari 101,7 menjadi 96,0. 

Baca Juga: Terdampak Inflasi, Ekonomi Inggris Diprediksi Akan Melambat

Pun IKK Jawa Barat yang pada bulan sebelumnya tercatat 80,7, pada Juli 2022 turun menjadi 79,2. IKK Jawa Tengah juga menurun dari 105,5 menjadi 104,9, serta IKK Sulawesi Selatan turun dari 86,3 menjadi 84,2. 

Sebaliknya, daerah Sumatra Utara menunjukkan adanya perbaikan keyakinan konsumen. Ini terlihat dari IKK daerah tersebut yang tercatat 81,5 atau naik dari 77,1. Meski meningkat, ini masih berada di level pesimistis. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi