KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank UOB melihat, dengan adanya peningkatan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dan volatilitas pasar obligasi, membawa risiko beban nilai tukar rupiah yang bisa saja bertambah. Selain itu, risiko lain yang bisa menekan nilai tukar rupiah, datang dari kemungkinan semakin lebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan keluarnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik. “Terpantau adanya arus modal asing keluar, terutama di pasar obligasi domestik pada Minggu pertama Maret 2021. Adanya pandemi juga semakin menambah ketidakpastian atas pemulihan ekonomi,” ujar Bank UOB dalam laporan bertajuk Quarterly Global Outlook Q2-2021.
Peningkatan imbal hasil obligasi AS dan volatilitas pasar obligasi membebani rupiah
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank UOB melihat, dengan adanya peningkatan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) dan volatilitas pasar obligasi, membawa risiko beban nilai tukar rupiah yang bisa saja bertambah. Selain itu, risiko lain yang bisa menekan nilai tukar rupiah, datang dari kemungkinan semakin lebarnya defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) dan keluarnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik. “Terpantau adanya arus modal asing keluar, terutama di pasar obligasi domestik pada Minggu pertama Maret 2021. Adanya pandemi juga semakin menambah ketidakpastian atas pemulihan ekonomi,” ujar Bank UOB dalam laporan bertajuk Quarterly Global Outlook Q2-2021.