Peningkatan kasus Covid-19 di pangkalan militer AS di Okinawa picu kemarahan warga



KONTAN.CO.ID - OKINAWA. Kasus infeksi virus corona terus bertambah di pangkalan militer AS yang terletak di Okinawa, Jepang. Sampai hari Kamis (17/7) kemarin sudah tercatat 136 personel tentara AS yang terinfeksi.

Mengutip South China Morning Post, pemerintah Okinawa mengeluhkan kebijakan AS yang menolak memberikan data rincian dari para tentara yang sudah terinfeksi.

Penduduk setempat juga mengatakan kalau mereka marah dan sedih karena jumlah kasus melonjak sejak pangkalan militer AS terdeteksi. Padahal dalam sebulan belakangan ini hanya ada satu kasus baru yang tercatat di Okinawa.


Kasus baru yang berasal dari pangkalan militer AS juga datang dari sejumlah unit yang ada. Dari Korps Marinir Hansen ada 58 kasus, Stasiun Udara Korps Marinir Futenma 71 kasus, Pangkalan Udara Kadena 5 kasus, dan satu kasus lagi dari Camp McTureous dan Camp Kinser.

Baca Juga: Infeksi Covid-19 Meluas, Dua Pangkalan Marinir AS di Okinawa Jepang Lockdown

Untuk saat ini hanya pangkalan Hansen dan Futenma yang menerapkan kebijakan lockdown. Kekhawatiran muncul setelah para personel merakayakn hari kemerdekaan AS di bar pada tanggal 4 Juli lalu.

Saat itu mereka berkumpul dan melakukan kontak yang cukup intens dengan penduduk setempat. Hal ini lah yang membuat pemerintah Okinawa beserta warganya menjadi khawatir.

Pemerintah Okinawa kini sedang berusaha melacak orang-orang yang mungkin berinteraksi dengan tentara AS dalam beberapa hari terakhir dan meminta semuanya untuk segera melakukan pengujian.

Gubernur Okinawa, Danny Tamaki, telah secara langsung mengungkapkan kekecewaannya atas kegagalan militer AS dalam menahan laju virus corona.

Baca Juga: Kasus virus corona melonjak, Tokyo kibarkan bendera merah

Pada hari Rabu (15/7) lalu Tamaki bahkan terbang langsung ke Tokyo untuk mengadakan pertemuan di kedutaan AS untuk membahas masalah tersebut. Terutama terkait pihak militer yang merahasiakan data lengkap para korban infeksi.

"Sangat disesalkan bahwa sejumlah besar personel militer AS terinfeksi dalam waktu yang singkat. Masyarakat setempat terkejut mendengar kabar ini," ungkap Tamaki, seperti dikutip dari South China Morning Post.

Ia menambahkan bahwa masyarakat Okinawa kecewa karena selama ini sudah berupaya keras mencegah penularan dan menekan angka infeksi.

Sampai saat ini sudah ada 148 kasus yang dialami warga setempat. Jumlah yang cukup sedikit untuk perfektur dengan 1,5 juta penduduk.

"Sebagai tambahan, ada keraguan dan kecurigaan yang timbul terkait upaya pengendalian infeksi yang dilakukan pihak AS sejauh ini," tutup Tamaki.