KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) mencatat penjualan motor nasional pada Januari 2023 hingga Oktober 2023 sebanyak 5.237.976 unit atau naik 26,22%
year on year (YoY), jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 4.149.947 unit. Ternyata peningkatan penjualan itu juga berdampak terhadap pertumbuhan sejumlah perusahaan multifinance yang bergerak di segmen pembiayaan kendaraan roda dua. Salah satu perusahaan multifinance yang merasakan berkahnya, yakni PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance). Direktur Keuangan WOM Finance Cincin Lisa mengatakan perusahaannya berhasil menyalurkan pembiayaan kendaraan roda dua sebesar Rp 2,3 triliun hingga Oktober 2023.
"Nilai itu meningkat 17%, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," ucapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11). Cincin menerangkan adanya kenaikan penyaluran pembiayaan, khususnya untuk segmen roda dua, disebabkan oleh peningkatan daya beli masyarakat, kondisi pasokan sepeda motor baru yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kondisi tahun lalu, serta pertumbuhan ekonomi yang positif. Selain itu, tingkat inflasi yang terkendali juga turut menjadi faktor pendorong peningkatan penyaluran pembiayaan perusahaan.
Baca Juga: Bisnis Pembiayaan Kendaraan Seken Masih Menderu Cincin menyampaikan WOM Finance optimistis pertumbuhan pembiayaan roda dua masih akan terus berlanjut pada 2024. Dia memproyeksikan pembiayaan motor baru masih akan mendominasi, jika dibandingkan dengan pembiayaan motor bekas. "Perusahaan sendiri akan terus berfokus pada pembiayaan motor baru, multiguna motor, dan multiguna mobil," katanya. Cincin menambahkan WOM Finance menilai adanya tren kenaikan bunga serta tahun politik pada 2024 tidak akan berdampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis perusahaan. Dia pun menyatakan WOM Finance memproyeksikan pembiayaan kendaraan roda dua pada tahun depan bisa di atas Rp 2,7 triliun. Adapun Non Performing Financing (NPF) WOM Finance masih berada pada posisi yang baik. Cincin menerangkan per Oktober 2023, WOM Finance mencatatkan NPF (Gross) sebesar 2,3%. Oleh karena itu, dia bilang WOM Finance terus berkomitmen untuk menjaga kualitas portofolio yang sehat dan bertumbuh. Senada dengan WOM Finance, Anak perusahaan PT Astra International Tbk, PT Federal International Finance (FIF) juga mencatatkan kinerja positif pembiayaan kendaraan roda dua. Chief Marketing Officer FIF Group Daniel Hartono menyampaikan pembiayaan kendaraan roda dua perusahaan berhasil tumbuh sebesar 31% YoY menjadi Rp 22 triliun hingga Oktober 2023. "Adapun pencapaian FIF tersebut didorong dengan meningkatnya daya konsumsi masyarakat dan perekonomian di Indonesia. Pembiayaan juga diproyeksikan akan bertumbuh pada tahun depan," ujarnya. Mengenai prospek pembiayaan roda dua pada tahun depan, Daniel berpendapat adanya tahun politik diharapkan akan berpengaruh positif pada kinerja perusahaan pada seluruh sektor industri, seperti pembiayaan roda dua.
Baca Juga: Sejumlah Multifinance Catatkan Pertumbuhan Positif Pembiayaan Kendaraan Bekas "Sejalan dengan rasa optimistis tersebut, Ketua Umum APPI Suwandi sempat menyebutkan bahwa pertumbuhan penyaluran pembiayaan masih akan tetap bertumbuh pada 2024, yang mana target penyaluran pembiayaan FIF pun tetap akan bertumbuh sekitar 9%, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," katanya. Selain itu, Daniel menganggap adanya kenaikan BI Rate di 6%, membuat suku bunga yang ditawarkan oleh bank kepada FIF cenderung meningkat. Dengan demikian, dampak yang dirasakan oleh FIF, yakni adanya potensi kenaikan cost of fund pada akhir tahun ini. Namun, kata dia, dalam mengantisipasi hal tersebut, FIF memiliki diversifikasi pendanaan yang luas sehingga FIF mempunyai peluang untuk memilih sumber pendanaan lainnya yang mempunyai suku bunga bersaing guna menjaga kenaikan cost of fund. Melihat pencapaian pada tahun ini, Daniel memperkirakan pembiayaan sepeda motor baru masih memberikan kontribusi lebih dari 60% pada tahun depan, jika dibandingkan dengan seluruh bisnis yang dimiliki FIF. Hal itu juga didukung geliat perekonomian yang masih diproyeksikan bertumbuh dan diperkirakan masih akan didominasi oleh pembiayaan sepeda motor baru dibandingkan dengan motor bekas. Daniel menambahkan saat ini FIF masih stabil menjaga level NPF berada di angka 1%. Dia mengatakan hal itu didukung oleh proses akuisisi kredit yang telah terintegrasi secara sistem melalui smart aquisition yang dimiliki oleh perseroan. "Selain itu, dengan dukungan proses manajemen kontrak yang telah terstandarisasi sesuai dengan regulasi yang berlaku menjadi salah satu faktor yang mendorong FIF berhasil menjaga level NPF tersebut," ungkapnya. Mengenai target pembiayaan untuk roda dua tahun depan, Daniel menyebut FIF optimistis pembiayaan pada tahun depan akan meningkat dibandingkan dengan tahun ini.
Baca Juga: AISI Optimistis Penjualan Sepeda Motor Akan Melaju di Sisa Tahun Ini Di sisi lain, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) berhasil mencatatkan pertumbuhan pembiayaan baru sebesar 37,5% YoY menjadi Rp 33,8 triliun hingga Oktober 2023. Direktur Portofolio Adira Finance Harry Latif mengatakan semua segmen pembiayaan mengalami kenaikan, terutama sepeda motor. "Seluruh segmen pembiayaan mengalami kenaikan, seperti segmen sepeda motor yang tumbuh sebesar 44% YoY, diikuti segmen non otomotif 35% YoY dan mobil 33% YoY," ucapnya kepada Kontan.co.id, Selasa (21/11).
Harry menyampaikan prospek pembiayaan kendaraan baik yang baru maupun bekas pada tahun depan akan tetap tumbuh. Hal itu mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi pada 2024 yang masih cukup kuat, yaitu di atas 5%. Dia menilai pertumbuhan ekonomi dapat menjadi salah satu katalis positif terhadap pertumbuhan pembiayaan kendaraan. Harry juga mengungkapkan pada tahun depan, Adira Finance menargetkan pembiayaan baru secara keseluruhan dapat tumbuh sekitar 25% hingga 30% dengan mempertimbangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi yang masih cukup kuat sekitar 5% YoY, didukung oleh peningkatan konsumsi masyarakat, sektor pariwisata, dan kinerja ekspor yang cukup baik. Mengenai target bisnis di tahun depan, Harry belum bisa membeberkan secara detail. Sebab, Adira Finance saat ini masih dalam proses finalisasi dan mempertimbangkan proyeksi kondisi ekonomi tahun depan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .