KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (
ESSA), emiten sektor barang baku dan industri barang kimia, membeberkan pencapaiannya hingga kuartal ketiga tahun 2024. Meskipun ada penurunan pendapatan, secara produktivitas ESSA mencatatkan kenaikan volume produksi dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur & COO ESSA Mukesh Agrawal memaparkan hingga kuartal III-2024 pendapatan ESSA tercatat sebesar US$ 230,1 juta atau lebih rendah 1% dibandingkan US$ 232,6 juta per kuartal III-2023.
Pendapatan ESSA masih ditopang oleh amonia dengan porsi 85%. Kemudian disusul LPG & condenstate sebesar 15%,
Baca Juga: Boy Thohir Makin Tajir, Cermati Prospek Kinerja Emiten Beserta Rekomendasi Sahamnya “Pendapatan menurun dipengaruhi penurunan harga amoniak secara global,” ungkap Mukesh, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (11/12).
Meski demikian, perseoran berhasil membukukan volume produksi amoniak yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah sehingga berkontribusi pada
peningkatan EBITDA dan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
Di mana, per kuartal III-2024, EBITDA ESSA tercatat US$ 97,2 juta atau naik 47% secara tahunan (yoy). Sementara untuk laba bersih angkanya merangkak naik 244% yoy menjadi US$ 33,6 juta.
Dia menyampaikan, total produksi amoniak tercatat mencapai 560,541 MT atau meningkat 4% yoy dari 539,720 MT.
Sedangkan untuk produksi LPG mengalami penurunan 5% menjadi 51.836 MT pada kuartal III-2024.
Proyek Low Carbon Ammonia
ESSA berkomitmen untuk mengurangi dampak global lingkungan dengan mengembangkan amoniak rendah karbon.
Rencananya, komisioning proyek amonia rendah karbon skala besar tersebut akan dimulai pada tahun 2027 mendatang.
Saat ini ESSA masih melakukan studi oleh LAPI ITB untuk mengidentifikasi pengurangan yang sesuai untuk penyimpanan co2 dan juga merencang fasilitas injeksi co2 yang sesuai.
“Kami masih melakukan studi yang sangat detail untuk memastikan co2 yang akan diserap itu kami bisa setor dengan aman dan secara berkelanjutan,” jelasnya.
Manajemen ESSA sendiri memperkirakan pendapatan hingga akhir tahun 2024 berada sekitar US$ 300 juta hingga US$ 310 juta.
Pihaknya juga melihat prospek bisnis di tahun depan cukup stabil dan tidak ada kendala seperti di tahun ini.
“Faktornya harga komoditas LPG dan amoniak jadi untuk outlook bisnis tetap stabil di tahun depan juga. Dan performa operasional perusahaan juga akan stabil untuk tahun depan,” tandasnya.
Baca Juga: Emiten Mengalap Cuan Dari Kerja Sama Bisnis Indonesia-China Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tri Sulistiowati