Maraknya penipuan lewat media belanja online (e-commerce) bukan cuma bikin konsumen gusar. Pelaku bisnis belanja tersebut juga ikut khawatir. Alasannya, akan memperlambat pertumbuhan bisnis e-commerce. November lalu, PT Bukalapak.com mengadakan riset terhadap 1.000 responden. Hasilnya, 21% mengaku pernah menjadi korban penipuan online. Penipuan ini dilakukan dengan cara pesanan tidak diantar atau diantarkan tapi rusak, palsu, bahkan tidak sesuai dengan pesanan. Sebagian besar penipuan ini terjadi setelah transaksi via Facebook 24%, pesan singkat (SMS) 14%, forum jual-beli 46%, dan website 16%. Produk yang dibeli kebanyakan iPad, BlackBerry, iPhone, dan laptop seharga Rp 1 juta-Rp 5 juta per unit. Bukalapak.com memprediksi korban penipuan online mencapai 8,8 juta orang dengan kerugian Rp 26 triliun per tahun.
Penipuan online marak, Bukalapak gandeng bank
Maraknya penipuan lewat media belanja online (e-commerce) bukan cuma bikin konsumen gusar. Pelaku bisnis belanja tersebut juga ikut khawatir. Alasannya, akan memperlambat pertumbuhan bisnis e-commerce. November lalu, PT Bukalapak.com mengadakan riset terhadap 1.000 responden. Hasilnya, 21% mengaku pernah menjadi korban penipuan online. Penipuan ini dilakukan dengan cara pesanan tidak diantar atau diantarkan tapi rusak, palsu, bahkan tidak sesuai dengan pesanan. Sebagian besar penipuan ini terjadi setelah transaksi via Facebook 24%, pesan singkat (SMS) 14%, forum jual-beli 46%, dan website 16%. Produk yang dibeli kebanyakan iPad, BlackBerry, iPhone, dan laptop seharga Rp 1 juta-Rp 5 juta per unit. Bukalapak.com memprediksi korban penipuan online mencapai 8,8 juta orang dengan kerugian Rp 26 triliun per tahun.