Penjamin IPO Garuda menanggung Rp 2,2 triliun saham yang tak terserap



JAKARTA. Tiga penjamin emisi penawaran saham perdana PT Garuda Indonesia Tbk harus mengeluarkan dana sekitar Rp 2,23 triliun. Dana itu untuk menampung 47% saham Garuda yang tidak laku terjual ke publik. Lewat IPO, maskapai yang memiliki kode saham GIAA di Bursa Efek Indonesia itu, menawarkan 6,33 miliar unit saham.Sebagai penjamin emisi yang berstatus full commitment, Danareksa Sekuritas, Bahana Securities dan Mandiri Sekuritas, harus siap membeli saham GIAA yang tak terjual di IPO. "Tiga underwriter mampu menyerap seluruh penawaran sebagai bagian tanggungjawab," ujar Kartika Wiryoatmodjo, Direktur Mandiri Sekuritas, kemarin.Mengingat harga saham GIAA di IPO adalah Rp 750, maka tiap penjamin emisi menanggung sekitar Rp 743,77 miliar. Sebanyak 47% saham IPO yang diborong ketiga penjamin emisi itu, setara dengan 12% total saham Garuda.

Menteri BUMN Mustafa Abubakar menilai wajar-wajar saja jika ketiga penjamin emisi itu harus mengeluarkan dana sedemikian besar untuk memborong saham GIAA. "Bahwa di antara underwriter saling membantu, itu konsekuensi bisnis. Sudah komitmen bersama mereka juga saling bantu," ujar Mustafa.Kabar yang beredar, ketiga sekuritas BUMN itu harus meminjam dana untuk menuntaskan tanggungjawabnya sebagai penjamin emisi IPO Garuda. Bahana sempat diberitakan meminjam dana hingga Rp 1 triliun untuk menampung saham IPO Garuda. Eko Yuliantoro, Direktur Utama Bahana tidak membantah kabar tentang meminjam dana. Namun ia menyebut nilai pinjaman tidak sampai Rp 1 triliun. "Kalau meminjam, tidak membebani. Kami masih punya kas," ujar dia.Marciano Herman, Direktur Utama Danareksa Sekuritas juga enggan mengomentari spekulasi itu. Marciano juga tidak mau menjelaskan, apa rencana Danareksa terhadap saham GIAA yang dibelinya saat IPO. "Itu strategi kami," tutur Marciano.Marciano berharap Garuda mampu memanfaatkan hasil dana IPO sehingga mampu mengangkat nilai dan harga saham mereka. "Garuda sudah tiga tahun meraih profit. Saya pikir, kinerja GIAA masih bisa naik," kata Eko menambahi.Kewajiban menampung saham GIAA yang tak laku memang membebani Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) masing-masing penjamin emisi. Tapi, "Sampai saat ini MKBD kami masih di atas ketentuan Bapepam LK," papar Eko. Marciano juga mengakui pembelian saham IPO GIAA mempengaruhi MKBD Danareksa. "Tetapi kami harus menjaga kepentingan klien," tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: