Penjaminan emisi potensial lebih meriah



JAKARTA. Tahun ini kemungkinan banyak korporasi yang mencari sumber dana di pasar modal, baik melalui penjualan saham perdana atau initial public offering (IPO) maupun penerbitan surat utang (obligasi). Peluang ini akan menjadi berkah bagi perusahaan penjamin emisi efek berharga (perusahaan sekuritas).

PT Panin Sekuritas, misalnya, bersiap mengalap berkah itu. Tiga bulan memasuki tahun 2014, Panin Sekuritas telah mendapat mandat untuk menangani IPO perusahaan yang bergerak di sektor keuangan. Nilai emisinya sekitar sekitar Rp 100 miliar. "Harapannya bisa listing pada semester I-2014," kata Prama Nugraha, Sekretaris Perusahaan Panin Sekuritas di Jakarta, Senin (10/3).

Prama menyatakan, pasar modal saat ini makin bergairah. Kondisi ini menjadi sentimen positif bagi bisnis penjaminan emisi karena akan makin banyak perusahaan yang mencari dana di pasar modal melalui penerbitan obligasi atau melalui IPO.


Ciptadana Securities pun merasakan hal sama. Pada kuartal I-2014, Ciptadana mendapatkan order jasa menangani IPO induk usaha stasiun televisi ANTV, PT Intermedia Capital. Penawaran saham perdana ini akan berlangsung akhir Maret 2014.

Selain Intermedia, Fery Budiman Tanja, Direktur Utama Ciptadana Securities, pernah menyatakan, Ciptadana telah mendapat mandat menghela IPO dari tiga perusahaan lain. Intermedia yang akan lebih dulu masuk bursa, disusul satu perusahaan lagi di kuartal II-2014, sedangkan dua perusahaan lainnya akan masuk pada semester II-2014.

Mandiri Sekuritas yang tahun lalu tercatat sebagai sekuritas terbanyak dalam penjaminan emisi, tak kalah sibuk. Perusahaan plat merah ini tengah memasarkan saham perdana milik PT Wika Beton dan mencatatkan saham perdana pada 3 April 2014.

Volume perdagangan

Boleh jadi, bisnis penjaminan emisi lebih menggiurkan ketimbang sekadar mengharapkan hasil dari jasa broker saham. Director Equity Sales Batavia Prosperindo Sekuritas, Gurasa Siagian, menyatakan, volume transaksi saham sejak awal tahun hingga Maret ini ini cenderung merosot.

Salah satu penyebabnya, menurut Gurasa, adalah penerapan aturan fraksi baru harga saham dalam transaksi. Aturan fraksi baru ini mengurangi minat investor bertransaksi karena makin sempit ruang untuk mengail keuntungan secara cepat. "Banyak investor masih memerlukan penyesuaian dengan aturan baru ini," ujar Gurasa.

Gurasa berharap, prospek bisnis perusahaan sekuritas bisa kembali berjaya jika pemilu berjalan lancar. Transaksi saham juga bakal lebih meriah apabila berhasil memilih presiden sesuai harapan pasar. Untuk sementara ini, "Faktor dari luar negeri juga mempengaruhi sentimen di dalam negeri, seperti kisruh di Ukraina," ujarnya.

Berbekal argumentasi menunggu hasil pemilu, Batavia Sekuritas pun lebih memilih berhati-hati menghelat penjaminan emisi pada saat ini. Perusahaan ini berniat menggeber bisnis penjaminan emisi, baik IPO maupun penerbitan obligasi, setelah pemilu.

Gurasa mengklaim, sudah ada beberapa peminat yang menghubungi Batavia untuk menghelat IPO dan penerbitan obligasi. "Tapi mereka tetap menunggu selesainya pemilu," tandas Gurasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia