KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten farmasi, PT Kimia Farma Tbk, membukukan kinerja yang kurang memuaskan sepanjang kuartal I 2021. Emiten plat merah berkode KAEF itu mencatatkan penurunan penjualan neto hingga 4,25% dibanding kuartal yang sama tahun lalu. Adapun sepanjang tiga bulan pertama 2021, KAEF mencatatkan penjualan hingga Rp 2,3 triliun. Padahal, di kuartal I 2020 KAEF mampu mencetak penjualan hingga Rp 2,40 triliun. Tekanan dari sisi top line itu turut menyeret bottom line-nya. Tercatat, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tertekan hingga 33,90% yoy menjadi Rp 17,29 miliar. Sebelumnya, laba tahun berjalan KAEF tercatat Rp 26,16 miliar.
Corporate Secretary PT Kimia Farma Tbk Ganti Winarno menanggapi, penurunan itu disebabkan segmen distribusi dan ritel terdampak pandemi Covid-19. Ia mengingatkan, pada kuartal I 2020, dampak pandemi Covid-19 baru dimulai pada awal Maret 2020 saat warna negara Indonesia pertama yang terinfeksi Covid-19 resmi diumumkan oleh pemerintah. "Menimbulkan panic buying masyarakat khususnya terkait dengan masker, hand sanitizer, dan APD lainnya," jelasnya kepada Kontan.co.id Senin (10/5). Baca Juga: Laba Kimia Farma (KAEF) anjlok 33,90% di kuartal I 2021 Lebih lanjut ia mengungkapkan, penurunan kinerja di sektor distribusi dipicu oleh penurunan kunjungan ke rumah sakit karena Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit juga mengalami. Hal ini mempengaruhi penjualan di sektor distribusi rumah sakit. Di samping itu, sisi ritel juga mengalami penurunan karena kunjungan pelanggan ke outlet menurun. Layanan klinik kesehatan juga terbatas karena adanya pembatasan kontak fisik antara tenaga kesehatan dengan pasien. Kendati kinerja hingga kuartal I 2021 masih lesu, KAEF optimistis target pertumbuhan kinerja sepanjang tahun ini akan tercapai. Asal tahu saja, menurut catatan Kontan.co.id sebelumnya, pendapatan KAEF diharapkan bisa menyentuh Rp 11,27 triliun tahun ini.
KAEF Chart by TradingView