Penjelasan Samsung tentang meledaknya Note 7



Jakarta. Kejadian ponsel Galaxy Note 7 yang terbakar diduga gara-gara permasalahan baterai sudah banyak terjadi di berbagai belahan dunia, namun hingga kini penyebab persisnya belum diketahui pasti.

Laman Samsung Inggris sempat memuat penjelasan singkat mengenai hal tersebut, di mana disebutkan bahwa penyebabnya murni merupakan masalah pada baterai, bukan pada ponsel.

Samsung mengatakan overheating terjadi ketika komponen “anoda-ke-katoda” mengalami kontak. 


“Ini adalah kesalahan proses produksi yang sangat langka,” tulis Samsung, sebagaimana dirangkum dari GSM Arena, Minggu (11/9/2016).

Tak dijelaskan lebih jauh mengenai penyebab overheating dimaksud. Anoda adalah kutub negatif pada baterai, sementara katoda adalah kutub positif.

Sejumlah laporan menyebutkan bahwa baterai Galaxy Note 7 yang bermasalah diproduksi oleh Samsung SDI, yang memasok sekitar 70 persen baterai untuk perangkat tersebut.  Sebanyak 30 persen sisanya diproduksi oleh rekanan lain yang berbasis di China.

Gara-gara problem ini, Samsung terpaksa menarik kembali (recall) sebanyak 2,5 juta unit yang telah beredar di pasaran dunia. Jumlah Galaxy Note 7 yang terdampak masalah baterai diperkirakan hanya 0,1% dari keseluruhan unit yang terjual.

Namun Samsung tak mau mengambil risiko. Hingga minggu kemarin, tercatat sudah terjadi lebih dar 35 kasus Galaxy Note 7 terbakar saat diisi baterainya.

Dua kasus terbaru terkait Galaxy Note 7 terjadi di Australia dan Amerika Serikat. Di kota Perth, Australia, seorang pria harus membayar Rp 18 juta karena Galaxy Note 7 miliknya terbakar di kamar hotel. 

Sedangkan di AS, tepatnya di Florida, pemilik Galaxy Note 7 harus kehilangan mobilnya, Grand Cherokee, karena hangus dilalap api. 

Pabrikan asal Negeri Ginseng itu telah mengimbau para pemilik Galaxy Note 7 untuk mematikan dan tidak memakai perangkatnya sebelum ditukar dengan versi baru yang aman. Pemilik Galaxy Note 7 juga diminta sesegera mungkin menukarnya dengan unit yang baru.

(Oik Yusuf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto