Penjualan alat berat turun, penjualan batubara United Tractors (UNTR) justru naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melemahnya harga komoditas batubara turut menjegal kinerja penjualan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR). Melansir laporan bulanan, emiten konstituen Indeks Kompas100 ini mencatatkan penjualan 467 unit alat berat Komatsu sepanjang dua bulan pertama 2020. Penjualan ini turun 44,2% dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara per Februari 2020, penjualan alat berat Komatsu hanya mencapai 216 unit. Jumlah ini turun 13,9% dari penjualan bulan Januari 2020 yang mencapai 251 unit dan turun 41,9% dibanding penjualan per Februari 2019 yang mencapai 372 unit.

Penurunan juga terjadi di lini bisnis konstruksi tambang batubara yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Produksi batubara Pamapersada sepanjang dua bulan pertama 2020 sebesar 18,1 juta ton atau turun 7,6% dari realisasi produksi tahun lalu yang mencapai 19,6 juta ton.


Adapun volume pengupasan lapisan atau overburden removal juga turun 8,53% menjadi 138,3 juta ton. “Penurunan produksi Pama akibat curah hujan yang tinggi,” kata Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis kepada Kontan.co.id, Kamis (26/3).

Baca Juga: Curah hujan tinggi bikin penjualan alat berat United Tractors (UNTR) seret

Namun, UNTR berhasil meningkatkan penjualan batubara lewat entitas usahanya yakni PT Tuah Turangga Agung. Per Februari 2020, penjualan batubara UNTR mencapai 1,12 juta ton atau naik 49,7% secara bulanan.

Jika diakumulasikan, penjualan batubara Tuah Turangga periode Januari-Februari 2020 mencapai 1,87 juta ton atau naik 13,6% dari realisasi penjualan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan terjadi pada bisnis tambang emas. Per Februari 2020, penjualan emas melalui Agincourt Resources dari Tambang Martabe sebesar 29.000 ounces atau turun 19,4% dari penjualan emas periode Januari 2020 yang mencapai 36.000 ons.

Sara mengatakan, turunnya penjualan dan produksi emas ini karena UNTR mulai melakukan pengerukan pada lapisan yang lebih dalam sehingga membutuhkan proses pengolahan yang lebih panjang. “Tetapi memang hal ini sudah diantisipasi karena target tahun ini 360.000 ounces, lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 400.000 ounces,” sambung dia.

Adapun target penjualan emas menjadi lebih rendah karena emas yang dikeruk pada tahun ini diambil pada lapisan yang lebih dalam sehingga kandungan (grade) emasnya akan lebih rendah.

Baca Juga: Wabah corona meluas, bagaimana ekspansi bisnis United Tractors (UNTR)?

Dalam risetnya, analis NH Korindo Sekuritas Meilki Darmawan mengatakan kontribusi tambang emas terhadap pendapatan konsolidasian UNTR sebesar Rp 7,9 triliun atau sekitar 9% dari total pendapatan tahun lalu.

Adapun dengan target penjualan 360.000 ounces emas, Meilki memperkirakan harga jual rata-rata atau average selling prices (ASP) tahun ini sekitar US$ 1.380 per ons.

“Senilai US$ 25 juta dari capex tahun 2020 akan dialokasikan untuk eksplorasi emas yang berpotensi memperbesar kontribusi pendapatan jangka panjang,” tulis dia dalam riset 12 Maret lalu.

Meilki merekomendasikan beli (buy) saham UNTR dengan target harga Rp 20.000 per saham hingga Desember 2020. Pada penutupan perdagangan hari ini, saham UNTR menguat 7,51% ke level 15.025 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati