Penjualan alat berat UNTR anjlok 42,05%



JAKARTA. Bisnis penjualan alat berat milik PT United Tractors Tbk (UNTR) belum juga pulih. Penjualan alat berat anak usaha Grup Astra ini sepanjang semester I-2013 turun jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

Data penjualan UNTR per Juni 2013 menyebut, penjualan alat berat merek Komatsu hanya 2.452 unit. Jumlah ini turun 42,05% jika dibandingkan penjualan semester pertama tahun lalu 4.231 unit.

Jumlah penjualan alat berat Komatsu menyusut karena anjloknya penjualan alat berat untuk tambang. Tahun lalu, penjualan alat berat untuk tambang mencapai 2.538 unit. Saat ini, penjualan alat berat untuk tambang hanya mencapai 1.176 unit.


Tak hanya itu, penjualan alat berat untuk sektor hutan juga turun dari sekitar 253 unit pada tahun lalu menjadi hanya 196 unit. Begitu pun dengan penjualan alat berat untuk perkebunan yang turun dari 888 unit pada tahun lalu menjadi 514 unit. Diantara empat jenis alat berat yang dijual UNTR, hanya penjualan alat berat untuk sektor konstruksi yang tumbuh dari 550 unit pada tahun lalu menjadi 563 unit pada tahun ini.

Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K Loebis berujar, turunnya penjualan UNTR masih disebabkan sentimen pelemahan harga komoditas. Banyak perusahaan tambang yang menurunkan produksi sehingga mengurangi jumlah pembelian. Selain lini bisnis utama, UNTR juga mengalami penurunan penjualan batubara. Jika pada semester I-2012 UNTR berhasil menjual 3,04 juta ton, sepanjang enam bulan pertama tahun ini, UNTR hanya berhasil melego 2,16 juta ton batubara.

Menurut Sara, UNTR sengaja menurunkan penjualan lantaran tengah melakukan efisiensi. Salah satu upaya efisiensi dilakukan dengan mengerem produksi batubara. Pada semester I-2013, UNTR memproduksi 50,1 juta ton batubara, naik 12,58% ketimbang periode sama 2012. "Kami sengaja mengerem pertumbuhan untuk efisiensi," sebutnya.

Kemarin, harga saham UNTR turun 4,97% ke Rp 16.250 per saham. Harga saham perusahaan alat berat ini sudah turun 29,8% dalam setahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati