Penjualan alat berat UNTR melesat



KONTAN.CO.ID - Penjualan PT United Tractors Tbk (UNTR) terus bertumbuh. Pada Agustus 2017, UNTR mencetak penjualan alat berat sebanyak 350 unit, meningkat dari bulan sebelumnya yakni 310 unit. Angka ini merupakan penjualan bulanan tertinggi sejak tahun lalu.

Jika dilihat dari bulan Januari hingga Agustus, total penjualan alat berat UNTR mencapai 2.411 unit atau naik 74,08% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Mengutip laporan UNTR, penjualan alat berat yang berasal dari sektor pertambangan memberi kontribusi terbesar, yakni 51%. Menyusul, sektor konstruksi memberi kontribusi 22%, sektor perkebunan sebesar 15%, dan kehutanan 12%.

Sekretaris Perusahaan UNTR Sara K. Loebis mengatakan, peningkatan penjualan ini dipicu jadwal kedatangan (arrival) alat berat yang memang lebih banyak terjadi di Agustus lalu.


Selain itu, peningkatan penjualan juga ditopang dari membaiknya industri tambang. "Pemicunya adalah rebound di sektor pertambangan," ujar Sara, Selasa (26/9). Hingga akhir 2017, UNTR yakin bisa mengantongi penjualan alat berat 3.200 unit.

Aktivitas kontraktor pertambangan dari anak usaha PT Pamapersada Nusantara juga cukup menggembirakan. Hingga delapan bulan pertama tahun ini, kinerja overburden removal UNTR mencapai 509,3 juta bank cubic meters (bcm). Jumlah ini meningkat 9,1% dibandingkan periode sama tahun lalu, yakni sebanyak 466,8 juta bcm. Total produksi batubara yang dihasilkan juga meningkat 3,88% year on year menjadi 72,2 juta ton.

Lalu, dari anak usaha di sektor batubara, UNTR membukukan volume penjualan batubara sebesar 4,64 juta ton. Tapi, angka ini turun 14,96% ketimbang periode yang sama tahun 2016, yakni 5,46 juta ton. UNTR masih menargetkan volume penjualan batubara bisa mencapai 6,5 juta ton hingga akhir tahun.

Reza Priyambada, Analis Binaartha Parama Sekuritas, menilai, harga batubara masih akan menguntungkan UNTR hingga akhir tahun ini. "Pasar akan mengapresiasi positif," ujarnya. Karena itu, Reza masih merekomendasikan beli saham UNTR dengan target harga Rp 35.200 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati