Penjualan anjlok, Coca Cola pecat 1.200 karyawan



NEW YORK. Penjualan Coca Cola terus mengalami penurunan. Terkait hal tersebut, perusahaan minuman bersoda ini berencana memangkas sekitar 1.200 karyawan.

Dalam laporan kinerja yang dirilis Selasa (15/4), Coke mengatakan bahwa pemangkasan karyawan tersebut akan dimulai pada pada paruh kedua tahun ini. Dan PHK ini merupakan bagian dari strategi perusahaan yang bertujuan untuk menghemat pengeluaran senilai US$ 800 juta.

Jumlah karyawan yang akan dipangkas ini hanya sebagian kecil dari seluruh armada karyawan Coke. Sekadar informasi, jumlah karyawan Coke di seluruh dunia melebihi 100.000 orang.


CEO Coke berikutnya James Quincey mengatakan, langkah ini dilakukan dengan tujuan agar perusahaan semakin lincah dan ramping. Selain itu, Coke juga berencana menawarkan franchise atas sejumlah unit operasi botol di Amerika Utara dalam rangka penghematan.

Quincey, yang saat ini menjabat sebagai chief operating officer, akan menduduki posisi sebagai CEO per tanggal 1 Mei 2017. Dia menggantikan CEO Muhtar Kent, yang akan tetap menjabat sebagai direktur di Coke.

Perjalanan bisnis Coke dalam beberapa tahun terakhir memang cukup berat seiring adanya pergeseran pola minum masyarakat dari minuman bergula. Bahkan merek Coke diet juga mengalami penurunan penjualan akibat munculnya risiko kesehatan yang disebabkan oleh pemanis buatan.

Coke mengumumkan, nilai penjualan keseluruhan melorot 11% dari tahun lalu. Sedangkan keuntungan mereka merosot 20%.

Ini pula yang menjadi alasan kuat bagi Coke untuk mendorong minuman yang lebih sehat seperti minuman mineral, susu, dan kedelai.

Tak hanya itu, performa saham Coke juga lebih rendah dibanding pesaing utamanya Pepsi dalam beberapa tahun belakangan. Sejumlah pihak menilai, Coke harus melakukan sejumlah ekspansi melampaui unit minuman Pepsi.

Catatan saja, Pepsi saat ini sudah memiliki bisnis makanan ringan Frito-Lay dan Quaker Oats. Pepsi dijadwalkan akan merilis kinerjanya pada hari ini (26/4).

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie