Penjualan APLN laris meski margin tipis



JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) berhasil melalui tahun lalu dengan kinerja memuaskan. Penjualan perusahaan properti tersebut tumbuh 126,5% menjadi Rp 1,94 triliun. Laba bersihnya meroket 588,8% menjadi Rp 241,88 miliar. Adapun selama kuartal I 2011, emiten ini meraih penjualan Rp 1,12 triliun, melampaui target awal Rp 925 miliar.

Analis Mandiri Sekuritas Octavius Oky Prakarsa menilai, margin APLN sebenarnya di bawah ekspektasi. Namun anak perusahaan grup Agung Podomoro tersebut unggul di volume penjualan. Apartemen Central Park, misalnya, dipatok dengan average selling price (ASP) Rp 13,8 juta per meter persegi (m²).

Padahal, menurut Octavius, harga wajarnya adalah Rp 15,5 juta per m². "Dilihat dari rekam jejak penjualan yang kuat, kami yakin perusahaan bisa terus tumbuh," tulis Octavius dalam risetnya.


Dia memprediksi, APLN bisa meraih penjualan Rp 3,48 triliun tahun ini, di atas target perusahaan Rp 2,7 triliun. Penjualan terbesar diperkirakan dari Green Bay Pluit dan Podomoro City.

Dengan prediksi tersebut, Octavius menghitung, APLN akan memiliki earning per share (EPS) 12,5%. Sedangkan rasio price earning (PE) dan rasio price earning growth (PEG) diperkirakan 19 kali dan 0,2 kali, masih lebih rendah dari rata-rata industri yaitu 21,3 kali dan 0,6 kali.

Analis JP Morgan Securities Liliana Bambang juga mengajukan prediksi laba Rp 552 miliar, lebih tinggi daripada target perusahaan Rp 480 miliar. "Manajemen konservatif dalam menetapkan margin," tulis dia dalam risetnya.

Penjualan tahun ini akan disumbang Green Bay Pluit 30%-35%, Green Lake 15%-20%, dan Green Permata 10%.

Akuisisi lahan

Tahun ini APLN mengalokasikan belanja modal (capex) Rp 3 triliun, termasuk untuk akuisisi lahan. Liliana berpendapat, perusahaan harus mencari pinjaman untuk menutup kebutuhan capex.

Dalam hitungan Liliana, APLN masih sanggup menanggung utang baru karena arus kas masuk APLN berkisar Rp 1,6 triliun - Rp 1,8 triliun. Sedang kas per 31 Desember 2010 Rp 1,9 triliun. Di sisi lain rasio debt to equity APLN baru 0,5 kali.

Analis Waterfront Securities Isfhan Helmy Arsad merekomendasikan penerbitan obligasi karena bunga lebih rendah. Aksi membuat joint venture juga dinilai tidak perlu. "APLN mampu mengembangkan proyeknya sendiri," kata dia, Selasa (20/4).

Octavius dan Isfhan sama-sama merekomendasikan buy untuk APLN. Octavius memasang target harga Rp 430, sedangkan Isfhan Rp 550. Rekomendasi Liliana overweight dengan target harga Rp 335. APLN, kemarin, ditutup turun 1,52% menjadi Rp 325.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini