Penjualan Baramulti Suksessarana (BSSR) turun tipis, laba bersih malah anjlok 55%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan tambang batubara PT Baramulti Suksessarana Tbk meraih kinerja yang kurang impresif sepanjang tahun 2019. 

Terbukti, laba bersih emiten yang memiliki kode saham BSSR ini anjlok 55,89% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 30,46 juta di akhir tahun kemarin. Pada tahun sebelumnya, Baramulti Suksessarana memperoleh laba bersih sebesar US$ 69,06 juta.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, penjualan BSSR turun 5,71% (yoy) menjadi US$ 418,08 juta. Di tahun 2018, penjualan BSSR tercatat sebesar US$ 443,43 juta.


Baca Juga: Produksi batubara nasional tembus 94,72 juta ton hingga awal Maret

Penurunan penjualan BSSR cukup dipengaruhi oleh lonjakan beban pokok penjualan di tahun lalu sebesar 7,55% (yoy) menjadi 307,62 juta. Sementara di tahun sebelumnya, beban pokok penjualan BSSR hanya mencapai US$ 286,01 juta.

Penjualan Baramulti Suksessarana didominasi dari segmen penjualan batubara kepada pihak ketiga yakni sebesar US$ 381,39 juta di tahun 2019. Jumlah ini turun 8,93% (yoy) bila dibandingkan penjualan pihak ketiga di tahun 2018 sebesar US$ 350,12 juta.

Begitu pula dengan penjualan kepada pihak berelasi yang turun 60,67% (yoy) dari US$ 93,30 juta di tahun 2018 menjadi US$ 36,69 juta di tahun 2019.

Baca Juga: Saham tambang batubara punya PER rendah, bisa akumuluasi beli?

Berdasarkan lokasi pelanggan, BSSR memiliki pangsa pasar yang besar di China. Ini terlihat dari penjualan batubara BSSR ke China di tahun lalu yang mencapai US$ 127,05 juta. Berikutnya, BSSR menjual batubara ke India sebesar US$ 124,02 juta. Di tahun yang sama, BSSR juga menjual batubara ke pasar domestik senilai US$ 123,48 juta.

Di tahun lalu, Baramulti Suksessarana mencatatkan nilai aset sebesar US$ 250,68 juta atau naik 2,27% (yoy) dari tahun sebelumnya sebesar US$ 245,10 juta.

Jika dirinci, tahun lalu BSSR memiliki total aset lancar sebanyak US$ 77,53 juta dan total aset tidak lancar sebesar US$ 173,14 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari