KONTAN.CO.ID -  NEW YORK. Rumah lelang besar di dunia, Christie's dan Sotheby's, berhasil menjual banyak karya seni dalam rangkaian lelang di New York pekan ini. Hasil penjualannya cukup mengesankan. Bahkan beberapa karya berhasil mencetak rekor harga. Namun para pengamat menilai permintaan ini masih menunjukkan sikap yang berhati-hati. Para ahli menilai, hanya karya seni berkualitas tinggi yang mampu menarik minat para pembeli, saat kondisi pasar tak stabil.

Balai lelang Christie’s dan Sotheby berhasil menjual lebih banyak karya seni dalam rangkaian lelang yang berlangsung pekan ini di New York. Kedua balai lelang ini berhasil menjual karya seni dengan hasil penjualan cukup fantastis. Namun para pengamat melihat penjualan masih menggambarkan permintaan yang cenderung berhati-hati. 

Baca Juga: Berlian Biru 10 Karat di Lelang Sotheby's Diperkirakan Terjual Seharga Rp 330 Miliar

Meriahkan Hari Pelanggan Nasional, Maybank Indonesia Perkuat Hubungan dengan Nasabah

Lelang Christie's dalam gelaran Marquee Week Musim Semi 2025, yang berlangsung pada 12-15 Mei 2025, berhasil mencatatkan penjualan US$ 693 juta. Hasil penjualan tersebut 123% lebih tinggi dari estimasi. "Kami melihat permintaan yang kuat dari klien kami dan didukung tim spesialis terbaik dunia. Musim ini menunjukkan pasokan mulai terbuka kembali dan kami optimistis untuk sisa tahun 2025," ujar Bonnie Brennan, CEO Christie's, dalam rilis di situs resminya. 

Penawaran melimpah dari rumah lelang, melalui sambungan telepon maupun online, membuat tingkat keterjualan mencapai 88% dari total lot. Bahkan rekor baru juga tercipta saat lelang ini. 

Lukisan karya Marlene Dumas, Miss January, mencetak rekor baru sebagai karya seniman perempuan yang masih hidup. Lukisan ini terjual di lelang dengan harga US$ 13,6 juta. 

Baca Juga: Sotheby Menggelar Lelang Perdana di Arab Saudi

Selain itu, karya Claude Monet dari seri Peupliers juga mencetak rekor penjualan dengan harga tertinggi US$ 42,96 juta. Sementara karya dengan harga tertinggi adalah lukisan Piet Mondrian tahun 1922 dari koleksi Riggio, yang terjual US$ 47,6 juta. 

Sotheby’s, yang tengah menggelar lelang maraton seni kontemporer di New York, juga berhasil memperoleh penjualan US$ 186,1 juta dari 68 karya yang ditawarkan. Hasil ini melampaui estimasi tanpa biaya sebesar US$ 141,6 juta, kendati masih tertinggal dari lelang serupa Mei tahun lalu, yang mencatat penjualan US$ 234,6 juta.

Lelang ini mencerminkan situasi pasar seni saat ini yang menggambarkan realitas baru. Minat beli memang masih ada, akan tetapi permintaan yang masuk cenderung hati-hati.

Diler independen Mattia de Luca, seperti dikutip ArtNews, menjelaskan, hasil lelang menunjukkan bahwa hanya karya seni yang berkualitas tinggi yang akan diminati dan bertahan, bahkan di saat kondisi pasar yang saat ini lesu dan tidak stabil. Ini terbukti dari hanya beberapa karya seni yang berhasil terjual dengan harga yang baik. De Luca juga menekankan jika penetapan harga yang realistis dan wajar akan diterima pasar dengan baik. 

Pengamat lelang Hoffman juga mengatakan, saat ini ekspektasi terlalu dibesar-besarkan. "Banyak yang berpikir ketika pasar saham pulih maka akan lebih banyak dana mengalir. Tapi ternyata tidak," ujar dia, dikutip The ArtNewspaper. Dia melihat hasil lelang Sotheby’s pun terlihat belum memuaskan ketimbang penjualan Christie's

Baca Juga: Jadi Pemain Profesional, Jonatan Christie & Chico Wardoyo Mundur dari Pelatnas PBSI

.