JAKARTA. Akibat perlambatan penjualan otomotif di tahun ini, membuat PT Al Ijarah Indonesia Finance (ALIF) akan fokus di penyaluran kredit kendaraan bekas. Baik roda dua maupun roda empat. Iman Pribadi, Direktur Utama ALIF menjelaskan, masih ada kesempatan dan ceruk yang dapat digarap di pembiayaan kendaraan bekas. Apalagi sebagai multifinance yang secara penuh beroperasi dengan skema syariah, sulit bersaing di segmen pembiayaan kendaraan baru. "Untuk new (kendaraan baru) bagi syariah susah untuk bersaing dengan konvensional karena pricingnya. Makanya kami masih besar di bekas," tuturnya baru-baru ini. Dengan harga kendaraan bekas yang cenderung stabil, maka menurutnya penyaluran kredit ini lebih aman. Dalam menyalurkan pembiayaannya, ALIF hanya akan menyalurkan untuk kendaraan bekas yang berusia tiga tahun hingga lima tahun. Di luar usia tersebut, perusahaan enggan mengambil risiko untuk membiayainya. Meski peluang pembiayaan kendaraan bekas cukup besar, namun menurut Iman, perseroan akan mengimbangi porsi pembiayaan dengan kendaraan baru juga. Untuk pembiayaan motor, ALIF masih akan mempertahankan komposisi tahun lalu, yakni 85% di motor bekas dan 15% motor baru. Sedangkan untuk pembiayaan roda empat, perusahaan akan berusaha membuat porsi new car maupun used car seimbang 50%-50%. "Harus balance used dengan new, jangan semua di used atau semua di new. Harus manage," ujarnya. Tahun ini, ALIF menargetkan dapat membukukan pembiayaan hingga Rp 1,28 triliun. Mereka berharap target tersebut dapat dipenuhi dari pembiayaan motor sekitar Rp 400 miliar, pembiayaan mobil sebanyak Rp 605 miliar, serta pembiayaan komersial dan elektronik Rp 275 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan baru lesu, ALIF fokus di kendaraan bekas
JAKARTA. Akibat perlambatan penjualan otomotif di tahun ini, membuat PT Al Ijarah Indonesia Finance (ALIF) akan fokus di penyaluran kredit kendaraan bekas. Baik roda dua maupun roda empat. Iman Pribadi, Direktur Utama ALIF menjelaskan, masih ada kesempatan dan ceruk yang dapat digarap di pembiayaan kendaraan bekas. Apalagi sebagai multifinance yang secara penuh beroperasi dengan skema syariah, sulit bersaing di segmen pembiayaan kendaraan baru. "Untuk new (kendaraan baru) bagi syariah susah untuk bersaing dengan konvensional karena pricingnya. Makanya kami masih besar di bekas," tuturnya baru-baru ini. Dengan harga kendaraan bekas yang cenderung stabil, maka menurutnya penyaluran kredit ini lebih aman. Dalam menyalurkan pembiayaannya, ALIF hanya akan menyalurkan untuk kendaraan bekas yang berusia tiga tahun hingga lima tahun. Di luar usia tersebut, perusahaan enggan mengambil risiko untuk membiayainya. Meski peluang pembiayaan kendaraan bekas cukup besar, namun menurut Iman, perseroan akan mengimbangi porsi pembiayaan dengan kendaraan baru juga. Untuk pembiayaan motor, ALIF masih akan mempertahankan komposisi tahun lalu, yakni 85% di motor bekas dan 15% motor baru. Sedangkan untuk pembiayaan roda empat, perusahaan akan berusaha membuat porsi new car maupun used car seimbang 50%-50%. "Harus balance used dengan new, jangan semua di used atau semua di new. Harus manage," ujarnya. Tahun ini, ALIF menargetkan dapat membukukan pembiayaan hingga Rp 1,28 triliun. Mereka berharap target tersebut dapat dipenuhi dari pembiayaan motor sekitar Rp 400 miliar, pembiayaan mobil sebanyak Rp 605 miliar, serta pembiayaan komersial dan elektronik Rp 275 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News