KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencetak rekor tahun lalu. PTBA menjual sebanyak 42,9 juta ton sepanjang tahun 2024. Realisasi penjualan batubara PTBA meningkat 15,94% dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Sebagai perbandingan, penjualan batubara PTBA pada tahun 2023 tercatat sebesar 37 juta ton. Penjualan batubara emiten tambang plat merah ini konsisten tumbuh, setidaknya sejak tahun 2020.
Rekomendasi saham
Investment Analyst Edvisor Profina Visindo Ahmad Iqbal Suyudi menilai performa operasional PTBA pada tahun 2024 relatif sudah sesuai ekspektasi. PTBA berpotensi melanjutkan kinerja positif dari sisi produksi dan penjualan, sejalan dengan permintaan batubara yang masih tinggi di pasar domestik dan global. Terutama dari China, India dan sejumlah negara di Asia Tenggara. "Walau saat ini harga batubara cukup tertekan, pemenuhan domestik dan peningkatan ekspor ke negara mitra dagang masih dapat menopang kinerja PTBA pada tahun 2025," kata Iqbal kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2). Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Ekky Topan menyoroti kenaikan target volume produksi dan penjualan batubara PTBA pada tahun 2025. Jika target itu tercapai, prospek pendapatan laba PTBA bisa meningkat, dengan asumsi harga batubara tetap bergerak stabil. Dus, fluktuasi harga komoditas batubara masih menjadi tantangan utama. Dinamika harga batubara dunia akan dipengaruhi sejumlah faktor, termasuk soal perkembangan transisi energi serta permintaan dari pasar China dan India. Faktor lainnya adalah kebijakan pemerintah Indonesia mengenai DMO atau skema pasokan dan harga batubara domestik. Di sisi lain, Ekky juga menyoroti kenaikan porsi ekspor PTBA yang membuat kontribusi pendapatan bisa lebih berimbang. "Dengan bauran ekspor yang meningkat menjadi 47% dari total penjualan, PTBA memiliki peluang lebih besar untuk menjaga margin keuntungan," terang Ekky. Baca Juga: Daftar Lengkap Saham Indeks IDX30 Mulai 3 Februari 2025 Junior Equity Analyst Pilarmas Investindo Sekuritas Arinda Izzaty Hafiya memperkirakan kebutuhan batubara masih tetap tinggi pada tahun ini, terutama untuk sektor kelistrikan dalam negeri. Dia menilai kenaikan target produksi dan penjualan bisa mengerek naik kinerja PTBA ketika diiringi dengan strategi operasional yang efisien dan respons terhadap perubahan pasar. Dari faktor eksternal, langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang cenderung mendukung energi fosil juga bisa menjadi katalis positif bagi pasar dan harga batubara. Arinda pun melirik saham PTBA layak koleksi untuk target harga Rp 2.960. Sementara Iqbal melihat saat ini saham PTBA masih konsolidasi pada area Rp 2.550 - Rp 2.800. Meski begitu, saham PTBA layak dibeli dengan mencermati support Rp 2.550 - Rp 2.600 untuk target harga Rp 3.000 - Rp 3.200. Sedangkan Ekky menghitung support PTBA ada di area Rp 2.500 - Rp 2.600, dan berpotensi menguat ke level Rp 2.750 hingga Rp 2.850. Jika tren kenaikan berlanjut, harga PTBA berpotensi kembali ke level Rp 3.000 - Rp 3.150 per saham.PTBA Chart by TradingView