Penjualan Batubara United Tractors (UNTR) Naik 257,46% di Februari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lini bisnis perdagangan batubara milik PT United Tractors Tbk (UNTR) tumbuh subur pada periode Februari 2022. Melalui anak usahanya, yakni PT Tuah Turangga Agung (TTA), UNTR menjual 1,43 juta batubara. Angka ini melonjak 257,46% dari penjualan batubara pada periode Januari 2022 yang hanya 402.000 ton.

Jika dibandingkan dengan penjualan pada periode Februari 2021, realisasi ini naik 45,6%, dimana pada February 2021 volume penjualan batubara TTA hanya 987.000 ton.

Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis mengatakan, melesatnya volume penjualan batubara di Februari 2022 akibat adanya limpahan (spillover) karena adanya larangan ekspor batubara sementara pada Januari 2022.


Namun secara akumulasi, volume penjualan batubara UNTR sepanjang dua bulan pertama 2022 sebesar 1,84 juta ton, menurun 29% secara tahunan.

Di bisnis penjualan alat berat, UNTR mencatatkan penjualan alat berat Komatsu sebanyak 1.058 unit sepanjang dua bulan pertama 2022. Jumlah ini melejit 154% dari realisasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 416 unit.

Baca Juga: Penjualan Alat Berat United Tractors (UNTR) Melejit 154% per Februari 2022

“Penjualan alat berat ada yang tertunda di akhir tahun, maka dipenuhi di Januari dan Februari 2022,” terang Sara kepada Kontan.co.id, Senin (28/3).

Meski secara akumulasi naik, penjualan alat berat di Februari 2022 sendiri menurun tipis dari bulan Januari. Tercatat, UNTR menjual 528 unit Komatsu pada Februari, menurun 0,37% dari penjualan di Januari 2022 sebesar 530 unit Komatsu.

Namun secara tahunan, penjualan Komatsu di Fabruari 2022 melesat  162,6% dari penjualan pada Februari 2021 yang hanya 201 unit.

Di segmen kontraktor tambang, sepanjang dua bulan pertama 2022, UNTR melalui anak usahanya yakni PT Pamapersada Nusantara (Pama) memproduksi 133,2 juta bank cubic meter (bcm) lapisan penutup atau overburden (OB) removal. 

Jumlah ini naik 10,17% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 120,9 juta bcm. Namun, volume produksi batubara Pama menurun 11,5% dari sebelumnya 17,3 juta ton menjadi 15,3 juta ton sepanjang dua bulan pertama 2022.

Sementara itu, lini bisnis emas yang dijalankan oleh PT Agincourt Resources cenderung stabil secara bulanan. Volume penjualan emas pada Februari 2022 sebesar 25.000 Gold Equivalent Ounces (GEOs), sama dengan realisasi pada Januari 2022.  Secara akumulasi, volume produksi pada dua bulan pertama 2022 sebesar 50.000 GEOs, menurun 24,24% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 66.000 GEOs.

Asal tahu, tahun ini UNTR menargetkan volume penjualan emas sebanyak 300.000 ons. Target ini menurun dari realisasi penjualan pada 2021 yang mencapai 330.000 ons emas. 

Sara bilang, target penjualan yang lebih rendah dari tahun lalu karena saat ini UNTR melakukan ekstraksi di tempat yang lebih dalam dengan grade juga lebih rendah. Sehingga, output yang dihasilkan juga lebih sedikit.

Baca Juga: UNTR Ketiban Durian Runtuh Saat Harga Batubara Naik

Di segmen alat berat, UNTR menargetkan mampu menjual 3.700 unit alat berat di tahun ini. Produksi batubara yang dihasilkan oleh Pamapersada Nusantara (Pama) ditargetkan akan meningkat sekitar 3%-4%.

Sara mengatakan, pihaknya belum memiliki rencana penyesuaian untuk target bisnis tahun penuh 2022. “Masih terlalu dini,” terang Sara.

Analis RHB Sekuritas Indonesia Fauzan Luthfi Djamal optimistis UNTR dapat mencapai target setahun penuh yang dipasang. Keyakinan ini didukung oleh pasokan alat berat yang lebih baik, dan aktivitas penambangan yang lebih tinggi, tercermin dari pergerakan harga batubara Newcastle yang telah naik 24,7% secara year-on-year (yoy).

“Ini akan membantu menstabilkan bisnis kontraktor penambangan,” kata Fauzan kepada Kontan.co.id, Senin (28/3).

RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli untuk saham UNTR dengan target harga Rp 31.400.  UNTR adalah pilihan utama atau top picks RHB Sekuritas di sektor terkait batubara. Senin (28/3), saham UNTR ditutup menguat 1,04% ke level Rp 26.600.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi