JAKARTA. Lesunya industri tekstil telah menjerat produsen benang PT Ricky Putra Globalindo Tbk. Akibatnya, emiten berkode saham RICY di Bursa Efek Indonesia ini harus menurunkan kapasitas produksi benang. Direktur Ricky Putra Globalindo Tirta Heru Citra mengatakan, kapasitas produksi sudah diturunkan sebanyak 25% sejak 3 Juli tahun ini. "Awalnya produksi dapat mencapai 4.800-5.000 bales (1 bale = 181,44 kg) yarn per bulan. Sekarang hanya 3.000 bales yarn per bulan," kata Tirta, saat dihubungi KONTAN, Senin (24/7). Penurunan permintaan benang oleh pihak ketiga menyebabkan Ricky Putra memaksimalkan penggunaan benang produksinya untuk kebutuhan internal. Pasokan benang akan lebih dikonsentrasikan ke sektor garmen milik perusahaan ini.
Penjualan benang Ricky Putra kusut
JAKARTA. Lesunya industri tekstil telah menjerat produsen benang PT Ricky Putra Globalindo Tbk. Akibatnya, emiten berkode saham RICY di Bursa Efek Indonesia ini harus menurunkan kapasitas produksi benang. Direktur Ricky Putra Globalindo Tirta Heru Citra mengatakan, kapasitas produksi sudah diturunkan sebanyak 25% sejak 3 Juli tahun ini. "Awalnya produksi dapat mencapai 4.800-5.000 bales (1 bale = 181,44 kg) yarn per bulan. Sekarang hanya 3.000 bales yarn per bulan," kata Tirta, saat dihubungi KONTAN, Senin (24/7). Penurunan permintaan benang oleh pihak ketiga menyebabkan Ricky Putra memaksimalkan penggunaan benang produksinya untuk kebutuhan internal. Pasokan benang akan lebih dikonsentrasikan ke sektor garmen milik perusahaan ini.