Penjualan benih sawit Dami Mas stagnan di 2014



JAKARTA. Masa keemasan industri benih sawit telah lewat. PT Dami Mas Sejahtera memperkirakan penjualan benih sawit di tahun 2014 akan sama dengan tahun ini yakni sekitar 20 juta kecambah. "Bahkan ada kemungkinan akan turun lagi," kata Tony Liwang, Direktur Dami Mas di Bandung belum lama ini.

Untuk tahun ini, anak usaha PT Ivo Mas ini optimistis bisa memproduksi benih sawit sebanyak 20 juta kecambah. Volume penjualan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu yakni sebesar 18 juta kecambah. Per November ini, jumlah benih sawit yang dijual oleh Dami Mas mencapai 19,2 juta ton.

Secara nasional, Tony bilang, produksi benih sawit tahun ini tak sebanyak seperti tahun lalu. Pada 2012, produksi benih nasional mencapai 145 juta kecambah. Di penghujung tahun ini, volume produksi benih nasional diperkirakan hanya mencapai 12 juta kecambah.


"Jika harga minyak sawit mentah belum naik, tahun depan produksi benih sawit bisa 100 sampai 110 juta kecambah," kata Tony. Saat ini, harga minyak sawit mentah bertahan di kisaran US$ 800 hingga US$ 880 per ton.

Selain harga minyak sawit mentah, faktor lain yang mempengaruhi penjualan benih sawit adalah kondisi politik di dalam negeri. Sebab, pada 2014, Indonesia bakal menyelenggarakan pemilihan umum (pemilu) presiden dan wakil presiden. Menurut Tony, di tahun depan, perusahaan tak banyak berekspansi untuk penanaman baru.

"Orang akan wait and see sampai akhir pemilu baru menggenjot lagi," kata Tony. Meski tak akan menghentikan penanaman baru, menurut Tony, laju penanaman sawit oleh perusahaan akan berjalan lambat. Sementara, perusahaan tidak bisa mengandalkan kebutuhan untuk kegiataan peremajaan tanaman (replanting). Di tahun ini saja, sekitar 90% penjualan Dami Mas ditujukan untuk kegiatan penanaman baru.

Jika harga rata-rata sawit sama seperti tahun ini, Tony memperkirakan kegiatan replanting kebun kelapa sawit akan semakin marak. Alasannya, menurut Tony, supaya saat harga naik, tanaman sudah bisa menghasilkan.

Tony memperkirakan para perusahaan perkebunan baru akan mulai menggenjot pembelian benih pada semester kedua tahun depan setelah kondisi politik di dalam negeri lebih stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Fitri Arifenie