JAKARTA. Prospek penjualan benih kelapa sawit diperkirakan akan bersinar di tengah kenaikan harga minyak sawit dunia tahun ini. Sebab kenaikan harga crude palm oil (CPO) di pasar global akan berdampak pada permintaan benih. Meskipun kenaikan harga CPO bukan faktor satu-satunya yang mendorong kenaikan permintaan benih. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengatakan, kenaikan harga CPO pasti akan mempengaruhi kenaikan permintaan benih sawit. Ia memperkirakan produsen benih akan meraup keuntungan tahun ini. Tapi menurutnya, kenaikan harga CPO dalam waktu lama akan memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan permintaan benih sawit. "Kalau kenaikan harga sawit bisa sustain (berkelanjutan) akan berdampak lebih besar pada penjualan benih," ujarnya kepada KONTAN, Senin (22/5). Bagi penjualan benih sawit SGRO sendiri, Michael menargetkan bisa mencapai 8 juta kecambah. Target tersebut sama dengan realisasi penjualan benih tahun lalu yang mencapai 8 juta kecambah. Pada kuartal pertama tahun ini, Michael bilang penjualan benih SGRO masih rendah. Namun sayang, ia enggan menyebutkan volumenya. Kendati begitu, ia optimis penjualan benih akan lebih baik di semester kedua tahun ini, karena faktor cuaca yang diperkirakan akan stabil dan curah hujan masih tinggi, sehingga cocok untuk penanaman sawit. Apalagi, dalam lima tahun terakhir, Michael bilang penjualan benih SGRO terus menunjukkan tren positif. Saat ini, Michael mengklaim SGRO menguasai lebih dari 10% pangsa pasar penjualan benih sawit nasional. Rata-rata harga benih yang dijual sekitar Rp 10.000 per kecambah. "Bahkan tahun ini harganya sudah di atas Rp 10.000 per kecambah harganya," terangnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan benih terkerek kenaikan harga CPO
JAKARTA. Prospek penjualan benih kelapa sawit diperkirakan akan bersinar di tengah kenaikan harga minyak sawit dunia tahun ini. Sebab kenaikan harga crude palm oil (CPO) di pasar global akan berdampak pada permintaan benih. Meskipun kenaikan harga CPO bukan faktor satu-satunya yang mendorong kenaikan permintaan benih. Head of Investor Relations PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) Michael Kesuma mengatakan, kenaikan harga CPO pasti akan mempengaruhi kenaikan permintaan benih sawit. Ia memperkirakan produsen benih akan meraup keuntungan tahun ini. Tapi menurutnya, kenaikan harga CPO dalam waktu lama akan memberikan pengaruh kuat terhadap peningkatan permintaan benih sawit. "Kalau kenaikan harga sawit bisa sustain (berkelanjutan) akan berdampak lebih besar pada penjualan benih," ujarnya kepada KONTAN, Senin (22/5). Bagi penjualan benih sawit SGRO sendiri, Michael menargetkan bisa mencapai 8 juta kecambah. Target tersebut sama dengan realisasi penjualan benih tahun lalu yang mencapai 8 juta kecambah. Pada kuartal pertama tahun ini, Michael bilang penjualan benih SGRO masih rendah. Namun sayang, ia enggan menyebutkan volumenya. Kendati begitu, ia optimis penjualan benih akan lebih baik di semester kedua tahun ini, karena faktor cuaca yang diperkirakan akan stabil dan curah hujan masih tinggi, sehingga cocok untuk penanaman sawit. Apalagi, dalam lima tahun terakhir, Michael bilang penjualan benih SGRO terus menunjukkan tren positif. Saat ini, Michael mengklaim SGRO menguasai lebih dari 10% pangsa pasar penjualan benih sawit nasional. Rata-rata harga benih yang dijual sekitar Rp 10.000 per kecambah. "Bahkan tahun ini harganya sudah di atas Rp 10.000 per kecambah harganya," terangnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News