Penjualan bersih Sentral Mitra (LUCK) di tahun 2018 sebesar Rp 102,73 miliar



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) resmi menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan perdana di CGV Cinema Pacific Place, Jakarta, Rabu (22/3).

Dalam gelaran RUPS tersebut, LUCK membahas lima agenda diantaranya adalah, pertanggungjawaban laporan keuangan perusahaan tahun buku 2018, besaran pemakaian modal kerja, pergantian direksi baru, penunjukan auditor independen, dan hasil komite independen.

"Sejak initial public offering (IPO) pada 28 November 2018, kami memasuki fase sebagai perusahaan terbuka dari perusahaan tertutup, kami memasuki ekuilibrium yang baru," jelas Caroline Himawati Hidajat selaku Komisaris Utama Sentral Mitra kepada Kontan, Rabu (22/5).


Pada pemaparan laporan keuangan perseroan, LUCK mencatat peningkatan penjualan bersih di tahun 2018 sebesar 5,1% di angka Rp 102,73 miliar dari angka Rp 97,71 miliar pada 2017. Walau demikian, perusahaan yang berdiri pada 2008 ini, masih mengalami kelesuan pada laba.

Laba kotor perseroan pada 2018 menurun sebesar 9,19% di angka Rp 24,935 miliar. Lalu, laba usaha masih lengser 69,02% di angka Rp 4,089 miliar dari Rp 13,200 miliar di tahun 2017. Laba sebelum pajak menurun sebesar Rp 70,83% di angka Rp 3,971 miliar dari angka Rp 13,614 miliar. Lalu, laba setelah pajak menurun 77,55% di angka Rp 2,301 miliar dari Rp 10,616 miliar.

"Untuk bisnis seperti kami, dimana kami menjual melalui rental atau dengan kata lain tidak melalui transaksi direct, kami akan mengeluarkan biaya atau cost lebih banyak di awal, namun secara signifikan turun. Bertolak dengan pendapatan yang naik. Grafik teorinya seperti ikan," jelas Coraline lagi.

Dengan begitu, pihaknya tidak terlalu memusingkan catatan laba yang turun di 2018, sebab keberadaan titik ekuilibrium tersebut, dipercaya Coraline akan membuat pendapatan dan pembiayaan lebih sehat ke depannya. "Bila diperhatikan, teori titik ekuilibrium masih baru berjalan dua bulan sejak November 2018. Jadi sangat wajar belum menghadirkan data cemerlang," kata Caroline.

Dirinya melanjutkan, per tanggal 31 Desember, dana IPO yang sudah terpakai adalah Rp 12 miliar yang digunakan untuk modal kerja sebesar Rp 9,7 miliar dan investasi sebesar Rp 1,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini