Penjualan Besar-besaran Saham Bank of America oleh Warren Buffett Masih Jadi Misteri



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warren Buffett, CEO Berkshire Hathaway (NYSE: BRK.A) (NYSE: BRK.B), baru-baru ini melakukan langkah yang cukup menggemparkan di pasar saham.

Dalam beberapa bulan terakhir, perusahaannya telah menjual saham senilai hampir US$10 miliar dari salah satu kepemilikan terbesarnya, yakni Bank of America, yang merupakan saham populer di kalangan investor institusi.

Langkah ini dilakukan di tengah Berkshire yang saat ini memiliki cadangan kas terbesar dalam sejarahnya. Banyak yang bertanya-tanya, apa yang diketahui Buffett yang tidak diketahui Wall Street?

Strategi Investasi Buffett yang Disiplin dan Sabar


Buffett dikenal dengan pendekatan investasinya yang sabar dan disiplin, lebih berfokus pada mendukung bisnis yang hebat dalam jangka panjang daripada memilih saham yang sekilas terlihat menguntungkan.

Baca Juga: 2 Saham Warren Buffett yang Siap Melejit pada Tahun 2025

Dalam pandangannya, "Ketika Anda menemukan bisnis yang benar-benar luar biasa, bertahanlah dengannya. Kesabaran akan terbayar."

Filosofi ini telah menjadikan Buffett salah satu orang terkaya di dunia, dan karena itu, setiap langkah besar yang ia ambil selalu menarik perhatian para investor global. Salah satunya adalah keputusan untuk melepas hampir seperempat dari kepemilikan besar di Bank of America.

Penjualan Saham Bank of America oleh Berkshire Hathaway

Bank of America telah menjadi bagian penting dari portofolio Berkshire sejak Buffett membantu menopang bank tersebut setelah krisis keuangan. Buffett pada saat itu membayar US$5 miliar untuk saham preferen dan memiliki hak untuk membeli 700 juta saham tambahan di harga lebih dari US$7 per lembar sebelum 2021.

Langkah ini didasarkan pada keyakinan Buffett bahwa meskipun kondisi bank saat itu lemah, ia tetap memiliki potensi jangka panjang.

Keyakinan Buffett terbukti benar, dan ia mengeksekusi waran tersebut enam tahun kemudian, menghasilkan keuntungan kertas sebesar US$12 miliar. Bahkan hingga tahun ini, Buffett masih menjadi pembeli bersih saham Bank of America.

Namun, mulai Juli 2024, Berkshire mulai menjual saham senilai lebih dari US$40 miliar di bank tersebut. Langkah ini memicu penurunan harga saham Bank of America, namun setelah penjualan dimulai, harga saham justru naik hampir 9%.

Baca Juga: Mengapa Warren Buffett Gunakan Desain Situs Web Sederhana untuk Berkshire Hathaway?

Mengapa Buffett Menjual?

Buffett tidak memberikan pernyataan detail terkait penjualan tersebut, membuat para analis berspekulasi tentang alasannya. Ada kemungkinan bahwa keputusan Buffett ini lebih berkaitan dengan strategi jangka panjang daripada masalah pada Bank of America itu sendiri.

Hal ini didukung oleh fakta bahwa Bank of America bukan satu-satunya saham yang dijual Berkshire tahun ini; mereka juga memangkas kepemilikan besar di Apple.

Beberapa analis berpendapat bahwa Buffett khawatir pasar saat ini terlalu dinilai tinggi, terutama mengingat pandangannya dalam surat pemegang saham tahun 2023, di mana ia menyatakan bahwa "pasar kini menunjukkan perilaku yang lebih mirip kasino daripada ketika [dia] masih muda."

Jika Buffett merasa bahwa pasar berada di ambang kejadian ekonomi besar, ia mungkin ingin mempersiapkan perusahaannya dengan meningkatkan cadangan kas.

Namun, mungkin ada alasan lain yang lebih sederhana. Buffett mungkin merasa bahwa baik Apple maupun Bank of America, meskipun merupakan perusahaan yang luar biasa, tidak memiliki potensi kenaikan yang besar ke depannya. Dalam pandangan ini, ia bisa saja sedang bersiap untuk melakukan pembelian besar berikutnya atau serangkaian akuisisi baru.

Pembelian Saham Berkshire Hathaway Sendiri

Meski menjual saham Bank of America dan Apple, ada satu saham yang terus dibeli oleh Buffett: saham perusahaannya sendiri. Sejak awal tahun 2024, Berkshire telah membeli kembali sahamnya senilai hampir US$3 miliar.

Pembelian kembali saham ini adalah cara utama Buffett memberikan nilai kepada pemegang sahamnya, karena perusahaan tidak membagikan dividen.

Baca Juga: Deretan Miliarder Menjadi Backing Donald Trump dan Kamala Harris, Siapa Saja?

Langkah ini juga memberikan sinyal yang jelas bahwa Buffett percaya saham Berkshire saat ini masih undervalued. Pembelian kembali saham hanya akan dilakukan jika Buffett yakin harga saham berada di bawah nilai intrinsiknya.

Oleh karena itu, langkah ini memberikan "restu" tidak langsung dari salah satu investor terbaik di dunia bahwa Berkshire masih memiliki prospek yang kuat.

Apa Selanjutnya?

Meskipun spekulasi beredar mengenai alasan di balik penjualan saham Bank of America, satu hal yang pasti: Warren Buffett selalu bertindak berdasarkan prinsip fundamental yang telah membawanya sukses.

Dengan cadangan kas yang besar, mungkin Berkshire sedang mempersiapkan langkah besar lainnya. Investor global akan terus menantikan langkah berikutnya dari sang "Oracle of Omaha."

Editor: Handoyo .