Penjualan Bisa Naik Dobel Digit, Ini Rekomendasi Saham Mayora Indah (MYOR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen biskuit Roma, PT Mayora Indah Tbk (MYOR) berpotensi melanjutkan pertumbuhan bisnis dan kinerja keuangan pada tahun 2023. Sejumlah sentimen internal dan eksternal, serta berbagai ekspansi yang dijalankan Mayora akan mendukung perbaikan kinerja tersebut.

Analis Ciptadana Sekuritas Putu Chantika Putri (Chika) mengatakan, dalam pertemuannya dengan manajemen MYOR, perusahaan menargetkan pendapatan tahun ini dapat tumbuh setidaknya 10% year on year (YoY). Sepanjang tahun 2022, manajemen MYOR mengindikasikan bahwa pendapatannya mencapai lebih dari Rp 30 triliun atau naik 9%-10% YoY.

MYOR juga menargetkan margin pada tahun 2023 dapat lebih tinggi, yakni sebesar 25%, dari 24% pada kuartal keempat 2022. Kenaikan ini sebenarnya tidak terlalu agresif karena perusahaan berencana menaikkan rata-rata harga jualnya alias average selling price (ASP) hanya sesuai dengan tingkat inflasi.


Sementara itu, kenaikan ASP MYOR pada tahun 2022 tergolong agresif, yakni mencapai 15% yang dilakukan secara gradual pada sembilan bulan pertama. Pada kuartal terakhir, MYOR juga menaikkan ASP sekitar 3%.

"Manajemen juga menyoroti efek pembukaan kembali China terhadap potensi pertumbuhan penjualan yang lebih besar pada semester 2 2023 terutama didorong oleh pengiriman untuk Festival Kue Bulan dan Tahun Baru Imlek pada 2024," tutur Chika saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (21/2).

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Dorong Penetrasi di Pasar Ekspor

Dari segi biaya, Chika memperkirakan, belanja iklan dan promosi MYOR akan stabil pada 2023. Pada kuartal keempat 2022, MYOR tergolong selektif dalam pembelanjaan iklan dan promosi untuk produk unggulan dan produk baru.

Hal itu terlihat dari persentase belanja iklan dan promosi yang dijaga di kisaran 9%-11% terhadap penjualan. Menurutnya, manajemen MYOR dapat mempertimbangkan untuk meningkatkan belanja iklan dan promosi jika margin kotor telah pulih ke tingkat historis di 27%-29%. 

Pada kuartal keempat 2022, margin kotor Mayora Indah berada di sekitar 24%. Besaran ini lebih tinggi dibanding margin kotor pada kuartal ketiga 2022 yang sebesar 22,5% dan kuartal IV-2021 sebesar 22,9%.

Selain itu, biaya angkutan kemungkinan akan turun pada 2023 berkat meredanya gangguan rantai pasokan dan harga minyak yang lebih rendah. Hal ini berbeda dibanding sembilan bulan pertama 2022 yang mana biaya angkutan MYOR lebih tinggi 41,7% YoY menjadi Rp 625 miliar atau 2,8% dari total penjualan.

MYOR mengalokasikan belanja modal Rp 2 triliun pada, mirip dengan tahun lalu. Sebagian besar belanja modal akan digunakan untuk menyelesaikan pembangunan dua pabrik baru yang berlokasi di Jawa Timur dan Tangerang. Pabrik-pabrik yang ditargetkan beroperasi pada semester kedua 2022  akan meningkatkan kapasitas produksi wafer dan biskuit sebesar 10%.

Baca Juga: Mayora Indah (MYOR) Terus Memperkuat Ekspansi ke Pasar Ekspor

Tak jauh berbeda, dalam riset tanggal 19 Januari 2023, Analis Sucor Sekuritas Clara Nathania memproyeksi, total pendapatan MYOR dapat tumbuh 10,75% menjadi Rp 34,55 triliun pada 2023 dari perkiraan pendapatan 2022 sebesar Rp 31,19 triliun. Penjualan domestik akan jadi pendorongnya dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 11,7% yoy menjadi Rp 20,2 triliun.

Menurut Clara, potensi pertumbuhan domestik terdorong oleh daya beli masyarakat meningkat. "Hal ini didukung oleh inflasi yang melandai berkat turunnya harga energi, kenaikan upah, dan tahun pemilu yang secara historis menaikkan konsumsi domestik," kata Clara.

 
MYOR Chart by TradingView

Sejalan dengan itu, laba bersih MYOR diprediksi meningkat 22% yoy menjadi Rp 1,9 triliun pada tahun 2023. Kenaikan bottom line tersebut didorong oleh perbaikan margin yang merupakan efek kenaikan ASP secara agresif pada 2022 serta sejumlah biaya yang lebih rendah.

Analis Maybank Sekuritas Willy Goutama menambahkan, pasar ekspor MYOR yang besar akan menguntungkan perusahaan. Porsi penjualan domestik yang sebesar 55% dan ekspor 45% akan membatasi ketergantungan MYOR terhadap satu pasar.

Baca Juga: Ekonomi Tumbuh, Ini Rekomendasi Saham Konsumen Primer Jagoan Analis

Hal tersebut juga menciptakan natural hedge terhadap pelemahan rupiah dan meningkat mpotensi pertumbuhan laba per saham. Willy memprediksi, laba inti MYOR dapat meningkat 22% yoy menjadi Rp 2,2 triliun pada 2023.

Selain itu, ekspansi bisnis dan peluncuran produk baru juga akan menjadi pendorong penjualan MYOR, terutama produk biskuit gurih dan bisnis permen vitamin. Ia memperkirakan, pasar biskuit gurih akan tumbuh lebih cepat dengan CAGR penjualan 7,4% pada 2023-2027 dibanding pasar biskuit manis di 7,0%

Tahun pemilu juga akan menjadi faktor pendorong penjualan MYOR. "Saya yakin Pemilu 2024 akan menjadi keuntungan bagi penjualan domestik MYOR karena portofolio produknya yang luas dan saluran penjualan di segmen pasar massal," ucap Willy dalam riset tanggal 14 November 2022.

Ketiga analis tersebut  merekomendasikan buy MYOR dengan target harga yang tak jauh berbeda. Willy menetapkan target harga Rp 2.900, Chika Rp 2.900 per saham dan Clara Rp 3.000 per saham. Pada perdagangan Selasa (21/2), harga MYOR tercatat naik 0,38% ke level Rp 2.660 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati