JAKARTA. PT Sentul City Tbk (BKSL) mengakui penjualan properti di 2014 lebih lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini sesuai dengan proyeksi dua lembaga pemeringkat terkemuka dunia, Moody's Investor Service dan Fitch Ratings. Hitungan Moody's, pertumbuhan pendapatan pengembang properti tahun ini akan melambat menjadi 11%, dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 29%. Michael Tene, Hubungan Investor BKSL menuturkan, perlambatan ini sejatinya sudah terasa pada kuartal I 2014. Pada periode itu, BKSL baru mampu meraup marketing sales sekitar Rp 400 miliar atau baru menutupi 16% dari target tahun ini yang Rp 2,5 triliun. "Di kuartal I tahun lalu, pencapaian marketing sales sudah di atas 20% dari target tahunan," kata Michael, Jumat (23/5).
Perlambatan penjualan ini, lanjut Michael, disebabkan oleh faktor di luar perusahaa, terutama Pemilihan Umum (Pemilu). Pada bulan-bulan pelaksanaan pemilu seperti saat ini, masyarakat disinyalir menunda pembelian produk properti. "Ketidakpastian Pemilu 2014 kan sangat tinggi sehingga susah diprediksi hasilnya. Ini yang membuat masyarakat menahan dulu pembelian properti," terang Tene. Meski melambat, BKSL belum berniat merevisi target marketing sales tahun ini yang telah dipatok Rp 2,5 triliun.