KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pasar yang relatif stabil dan menuntut bentuk packaging murah masih belum dapat mengerek bisnis PT Champion Pacific Indonesia Tbk (
IGAR). Produsen kemasan fleksibel tersebut membukukan penurunan mini dari segi penjualan sampai paruh pertama tahun ini. Mengulik laporan keuangan perseroan, sampai akhir Juni 2019 penjualan bersih yang diperoleh Rp 387,36 miliar atau turun 3,3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 400,59 miliar. Menurut Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur IGAR, hal ini dipengaruhi harga jual yang cenderung menurun.
Baca Juga: Nilai Tukar Stabil, Champion Pacific Indonesia (IGAR) Optimistis Kinerja Membaik "
Customer kami banyak mengubah
packaging-nya dengan bahan baku lebih murah," sebutnya kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7). Mayoritas pelanggan IGAR merupakan produsen obat dan farmasi, dari semula biasa memesan kemasan fleksibel mudah sobek yang dari segi harga premium. Saat ini, lantaran perusahaan banyak mendapatkan order kemasan obat generik, para pelanggan IGAR tampaknya memilih kemasan yang lebih ekonomis. Namun perusahaan menegaskan tidak ada pengurangan kualitas, hanya saja kemasan baru saat ini sedikit lebih tebal dan tidak gampang disobek. "Adapun dari segi volume (penjualan) sebenarnya ada kenaikan sekitar 3%," ungkap Antonius. Sayangnya ia tidak memberikan detil angka volume tersebut, yang diketahui perseroan memiliki pabrik di Bekasi dan Ciputat. Adapun dari segi beban pokok penjualan perseroan hingga akhir Juni 2019 tercatat mengalami penurunan sekitar 3,4%
year on year (yoy) menjadi Rp 328,83 miliar. Namun karena
revenue melemah, laba kotor yang diperoleh sampai semester-I 2019 hanya Rp 58,52 miliar atau turun 2,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 60,07 miliar.
Baca Juga: Champion Pacific (IGAR) bagikan dividen, berikut jadwalnya Manajemen bilang, bisnis perseroan masih dapat menjaga efisiensi sehingga meski penjualan turun laba bersih tetap dapat diraup. Tercatat usai dikurangi pos beban keuangan dan lainnya, IGAR masih mencatatkan
bottomline di paruh pertama tahun ini senilai Rp 29,5 miliar atau turun 4,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 30,85 miliar. Masuk semester dua tahun ini manajemen cukup optimistis, sebab di semester satu kemarin ada lebaran menghambat waktu distribusi perusahaan. Saat ini IGAR mengupayakan peningkatan kualitas agar tetap dapat bersaing dengan produsen kemasan fleksibel lainnya. Sektor farmasi masih menjadi penyumbang utama bisnis perseroan yakni 84% dari
revenue di semester-I 2019 atau senilai Rp 327,16 miliar. Pertumbuhan segmen ini hampir 90% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 171,87 miliar, dimana segmen non farmasi mengalami penurunan hingga 73% yoy menjadi Rp 60,19 miliar di paruh pertama tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini