Penjualan Cisadane Sawit Raya Turun 11,6% pada Kuartal III-2023, Ini Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit nasional, PT Cisadane Sawit Raya Tbk. dan entitas anak (CSRA) mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Ini terlihat dari penjualan dan pendapatan perseroan hingga akhir September ini berada di angka Rp 676,3 miliar, turun 11,6% jika dibandingkan pendapatan September tahun lalu di angka Rp 765,16 miliar. 

Laba periode berjalan atau laba bersih perseroan juga mengalami penurunan 51,9% dengan nilai Rp 118,99 miliar jika dibandingkan periode sama tahun lalu dengan nilai Rp 247,71 miliar.

Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA Seman Sendjaja mengatakan terkait kinerja tersebut, perusahaan telah menargetkan laba usaha yang sehat untuk tahun 2023, diluar dampak El Nino. 


Baca Juga: Ini Alasan Cisadane Sawit Raya (CSRA) Masih Fokus Garap Pasar Domestik

“Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023, CSRA menunjukkan kemampuannya dalam menjaga pendapatan yang kuat sebesar Rp 676,30 miliar walaupun turun dari Rp765,16 miliar. Hal ini terutama didorong oleh penurunan harga jual rata-rata secara YoY,” ungkapnya melalui keterang tertulis yang diterima Kontan, Selasa (31/10). 

Harga minyak kelapa sawit ungkapnya telah mengalami penurunan lebih dari 40% sejak mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada Mei 2022. Penurunan ini disebabkan oleh pasokan global yang berlimpah di tengah  permintaan yang lebih lemah dari yang diharapkan, meskipun harga baru-baru ini telah stabil. 

Sementara itu, munculnya fenomena El Nino berpotensi mempengaruhi hasil pertanian global dan mengubah pola perdagangan dalam paruh 2023-24. 

“Jika kondisi kering berkepanjangan terjadi, pasokan tahun 2024 dapat semakin terbatas, 

karena produksi CPO bisa tetap datar atau bahkan mengalami penurunan tahun demi tahun,” katanya.

Harga jual rata-rata CPO ungkap Seman menurun sekitar 18,5% YoY pada September 2023 dan harga jual Tandan Buah Segar (TBS) dan kernel menurun masing-masing sebesar 17,3% dan 33,8% YoY.

 
CSRA Chart by TradingView

“Selain itu, perusahaan telah mengutamakan pembangunan berkelanjutan untuk mencapai tingkat  produktivitas yang solid dan keunggulan operasional. Fokus strategis utamanya adalah meningkatkan margin melalui investasi dalam mekanisasi untuk meningkatkan efisiensi produksi dan manajemen biaya,” tambahnya.

Karena menghadapi gangguan cuaca selama periode ini, produksi Tandan Buah Segar (TBS) di kebun inti turun sebesar 1,6% YoY pada sembilan bulan pertama di tahun ini, sehingga tidak mencapai target yang ditetapkan. 

“Saat kami menyelesaikan tahap pertama strategi kami pada akhir tahun 2022, perubahan yang kami  terapkan mulai menghasilkan kinerja keuangan yang lebih baik. Sekarang, sembilan bulan masuk ke tahun  2023, kinerja keuangan kami terus terpantau, berkat perencanaan yang matang. Saat kami beralih ke  tahap berikutnya dari strategi kami yang berfokus pada penciptaan nilai, saya optimis tentang kapasitas  kami untuk menjaga kinerja bisnis yang kuat," tutup Seman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .