KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjalani kuartal III-2021, emiten properti PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) akan dihadapkan dengan kondisi yang sulit. Pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat hinga PPKM level 4 dinilai menghambat kinerja pra penjualan emiten anggota properti dari Sinar Mas Land tersebut. Analis CGS CIMB Sekuritas Aurelia Barus dan Audie Benas dalam risetnya pada 18 Agustus memperkirakan
presales BSDE akan cenderung melambat pada kuartal III-2021 ini. Pada periode ini, BSDE akan lebih fokus untuk menjual
inventory yang masih ada dan mempercepat penyelesaian proyek agar bisa diluncurkan pada kuartal IV-2021. Aurelia dan Audie menyebut, sejak Juli hingga Agustus, BSDE baru meluncurkan Capital Cove sebuah rumah toko (ruko) yang terdiri dari 30 unit dengan rentang harga Rp 15-22 miliar. Sejauh ini, BSDE baru berhasil menjual 3 unit dengan total nilai presales sekitar Rp 50 miliar.
“Walau begitu, kami melihat
presales pada kuartal III-2021 masih tetap akan lebih baik dibanding kuartal II-2020 yang merupakan periode presales terburuk seiring adanya PSBB. Ditambah lagi, saat ini BSDE juga sudah punya infrastruktur yang diperlukan untuk melakukan digital marketing dan
appetite KPR saat ini jauh lebih baik dibanding periode tersebut,” tulis Aurelia dan Audie dalam risetnya.
Baca Juga: Bumi Serpong Damai (BSDE) optimistis bisnis properti tahun 2021 lebih baik Adapun, pada semester I-2021, BSDE membukukan pendapatan senilai Rp 3,25 triliun. Realisasi tersebut naik 39,19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 2,33 triliun. BSDE juga berbalik catatkan laba hingga Rp 680 miliar pada periode tersebut dari posisi merugi pada semester I-2020 Aurelia dan Audie masih mempertahankan proyeksi total
presales BSDE pada tahun ini sebesar RP 7,3 triliun atau naik 12% secara year on year. Sementara
presales secara organik akan berada di kisaran Rp 6,3% atau flat secara year on year. Aurelia dan Audie bilang, proyeksi
presales organik tidak memasukkan
presales lahan Rp 1 triliun ke JV companies. Sementara dari pergerakan harga sahamnya, kinerja BSDE sejauh ini masih
underperformed hingga 28,06% secara year to date. Menurut Aurelia dan Audie hal ini sejalan dengan ekspektasi
presales pada paruh kedua tahun ini yang jauh lebih rendah dibanding paruh pertama tahun ini akibat implementasi PPKM yang lebih ketat. Selain itu, BSDE juga cenderung memiliki
inventory yang cenderung terbatas ketika PPN diperpanjang.
Walau begitu, Aurelia dan Audie masih mempertahankan rekomendasi beli saham BSDE dengan target harga Rp 1.400 per saham. Dari sisi kinerja, CGS CIMB Sekuritas memproyeksikan pendapatan BSDE akan mencapai Rp 7,3 triliun dengan laba bersih Rp 1,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat