Penjualan di SR014 lebih rendah dari ORI019, ini penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan Sukuk Bunga Ritel seri SR014 melebih target yang ditentukan. Berdasarkan data Direkorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, total pemesanan SR014 mencapai Rp 14,71 triliun.

Rata-rata pemesanan untuk SR014 ini mencapai Rp 468,90 juta. Padahal, penjualan SR014 ini memiliki kupon terendah sepanjang sejarah SBN Ritel, kupon yang ditawarkan hanya 5,47%.

Penjualan SR014 berhasil mencatat kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 1,67 kali dari target penerbitan yang ditetapkan oleh pemerintah, yaitu Rp 10,00 triliun. Selain itu penjualan SR014 ini dilakukan dengan kondisi pasar keuangan yang masih kurang stabil, dari efek pandemi yang masih berlangsung.


Director and Chief Investment Officer Manulife Asset Management, Ezra Nazula, mengatakan bahwa walaupun lebih rendah dari ORI019, penjualan SR014 mempunyai segmen pasar yang lebih sempit dibandingkan dengan ORI019, dibandingkan dengan Sukuk.

Baca Juga: Laris manis, penjualan SR014 oversubscribe 1,67 kali dari target awal pemerintah

“Akan tetapi, menurut saya hasilnya kembali di atas target dan yang penting adalah animo masyarakat, dan menambah investor baru yang saya lihat. Jadi harapannya, yang kemarin masuk di SR014 itu investor baru juga, jadi menambah banyak investor di Indonesia,” ujarnya.

Dari data DJPPR, jumlah investor baru SR014 sebanyak 11.928 orang atau 33,48% dari total investor, dengan nominal pembelian sebesar Rp 4,28 triliun atau 25,63% dari total penjualan.

Ezra mengatakan perlu ada apresiasi terkait hal ini, karena dari hasil kemarin yang kupon bunganya rendah terendah saja sudah dapat melebihi target yang ditentukan sebelumnya.  “Arti dari penurunan, mungkin segmennya berbeda, karena yang ini sukuk, yang sebelumnya ritel. Mungkin selain itu juga, kita lihat positifnya karena targetnya sudah dilampaui. Artinya demand masyarakat masih meningkat walaupun yield yang ditawarkan lebih rendah.

Ia juga menambahkan kalau Sukuk Ritel ataupun Obligasi Negara Ritel pembandingnya adalah tabungan atau deposito, mungkin investor juga melihat bahwa walaupun imbal hasil yang ditawarkan lebih rendah, tetapi masih menawarkan imbal hasil di atas deposito. 

Ia juga melihat bahwa deposito perbankan masih kurang menarik dengan adanya bunga 4% dan pajak 20%, tetapi di Sukuk Ritel 5,47% investor bisa mendapatkan lebih banyak.

“Mungkin ia dapat mengunci yield selama tiga tahun, jadi sudah pasti diterima. Daripada dimasukkan ke deposito, tapi diturunkan lagi setelah beberapa bulan. Jadi ada faktor risiko investasi. Risiko re-investasi dengan investasi jangka 1-3 bulan. Jadi dengan investasi Sukuk Ritel 2-3 tahun itu sudah dikunci yield yang ditawarkan, dan itu merupakan advantage juga buat nasabah, masyarakat, investor untuk melakukan investasi di instrumen ini,” pungkasnya.

Selanjutnya: Melebihi target, SR014 mencatat penjualan Rp 16,71 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi