KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki paruh kedua tahun ini, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (
SIDO) diperkirakan akan menjalani periode yang lebih baik. Analis Sucor Sekuritas Jennifer Widjaja dalam risetnya 30 September 2020 menuliskan, bisnis SIDO sudah mulai mengalami pemulihan seiring adanya relaksasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada Juni-Agustus. “Pada periode tersebut, penjualan
SIDO, khususnya
general trade (GT) mulai meningkat secara bertahap. Sementara pemberlakuan PSBB belakangan ini dinilai tidak akan banyak memberi dampak signifikan karena tidak seketat PSBB sebelumnya,” tulis Jennifer dalam risetnya.
Kendati penjualan domestik sudah mulai mengalami perbaikan, Jennifer menyebut, penjualan ekspor SIDO justru cenderung masih lemah, khususnya penjualan merek Tolak Angin di Filipina, yang merupakan kontributor ekspor utama
SIDO.
Baca Juga: Produk baru akan jadi faktor pendongkrak kinerja Sido Muncul (SIDO) ke depan Hal tersebut juga terjadi di penjualan Nigeria, yang mulai mengalami penurunan akibat pandemi. Untungnya, penjualan di Malaysia mulai menunjukkan perbaikan, bahkan permintaan sudah mendekati masa pra-pandemi. Saat ini ekspor SIDO berkontribusi terhadap 2% dari total pendapatan, turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 5%. Berkaca dari hal tersebut, menurut Jennifer, SIDO akan berfokus untuk penjualan dalam negeri, baik dari GT serta Modern Trade (MT) yang terus tumbuh. Penjualan MT saat ini sudah mencapai 15%, jauh lebih baik dibanding 2019 yang hanya 10%, seiring semakin banyak SKU/varian yang ditawarkan di minimarket dan supermarket. Senada, analis NH Korindo Sekuritas Putu Chantika mengatakan, penjualan domestik pada tahun ini akan menjadi penopang kinerja SIDO. Terlebih lagi, faktor peluncuran produk baru serta usaha SIDO dalam memperluas wilayah pemasaran produknya di negara lain dapat menopang pertumbuhan kinerja keuangan SIDO. “Menurut kami permintaan produk SIDO di pasar domestik masih cukup kuat, proyeksi kami SIDO bisa mencatatkan pertumbuhan sebesar
single digit ditopang oleh penjualan via MT dan secara online,” kata Putu ketika dihubungi Kontan.co.id, Rabu (14/10). Jennifer cukup optimistis dengan kinerja SIDO seiring dengan perbaikan outlook ekonomi dan ekspektasi daya beli. Oleh sebab itu, ia sedikit menaikkan proyeksi pendapatan SIDO pada tahun ini sebesar 1,7% menjadi Rp 3,23 triliun dan tahun depan sebesar 4,5% menjadi Rp 3,51 triliun.
Baca Juga: Sektor barang konsumsi jadi jawara sejak awal tahun, simak rekomendasi analis berikut “Bagaimanapun, kami percaya efisiensi operation expenses akan berlanjut pada paruh kedua tahun ini, oleh sebab itu kami menaikkan proyeksi laba bersih SIDO tahun ini sebesar 4,4% menjadi Rp 886 miliar dan tahun depan sebesar 8,6% menjadi Rp 975 miliar,” tambah Jennifer. Jennifer merekomendasikan untuk
hold saham SIDO dengan target harga Rp 720 per saham. Sementara Putu menyarankan untuk
buy saham SIDO dengan target harga Rp 930 per saham. Adapun saham SIDO diperdagangkan turun 1,90% ke Rp 775 per saham pada hari ini, Rabu (14/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi