Penjualan eceran anjlok di Semarang dan Jakarta



KONTAN.CO.ID - Bank Indonesia (BI), dalam Survei Penjualan Eceran (SPE), melaporkan penjualan eceran mengalami kontraksi pada Juli 2017. Hal ini terjadi dengan kembali normalnya pola konsumsi masyarakat pasca-Ramadhan dan Idul Fitri. BI mencatat, hasil survei penjualan eceran Juli 2017 sebesar 209,9 atau turun 3,3% yoy setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 6,3% yoy. Penurunan penjualan ritel terjadi baik pada kelompok makanan maupun kelompok non makanan. Secara regional, penurunan pertumbuhan tahunan Indeks Penjualan Riil (IPR) tercatat terjadi di beberapa kota. Semarang mencatatkan penurunan terbesar atau turun 23,5% yoy lebih rendah dari pertumbuhan 11% yoy pada Juni lalu. “Selain itu, beberapa kota mengalami perlambatan pertumbuhan penjualan eceran, antara lain di Jakarta dengan pertumbuhan sebesar 3,2% yoy lebih rendah dari 32,4% yoy pada Juni 2017,” kata BI dalam keterangan tertulis yang dikutip KONTAN, Senin (11/9). Penurunan penjualan terbesar di Semarang terdapat pada penjualan kosmetik dan alas kaki serta perlengkapannya. Sementara di Jakarta terjadi terutama untuk penjualan produk elektronik (audio/video). Namun demikian, BI menyatakan, responden optimistis penjualan di sebagian besar wilayah kembali meningkat pada Agustus. Peningkatan tertinggi secara tahunan diperkirakan terjadi di Jakarta dan Semarang yang masing-masing tumbuh sebesar 38% yoy dan 3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina