Penjualan eceran bakal melemah lagi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dorongan konsumsi masyarakat pada bulan Ramadan dan Idulfitri memacu penjualan eceran pada kuartal II-2018. Namun, penjualan eceran diperkirakan kembali melemah pada kuartal III dan baru meningkat pada kuartal IV karena perayaan libur akhir tahun.

Hasil survei penjualan eceran oleh Bank Indonesia (BI) menunjukkan, Indeks Penjualan Riil (IPR) pada kuartal kedua 2018 tumbuh 6,4% year on year (YoY). Pertumbuhan itu jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 yang tercatat 0,7% YoY dan kuartal II-2017 yang sebesar 4,9% YoY

"Peningkatan penjualan eceran pada triwulan II-2018 terutama disebabkan oleh peningkatan penjualan triwulanan pada komoditas kelompok bahan bakar kendaraan bermotor dan kelompok makanan, minuman dan tembakau," bunyi laporan BI yang dikutip KONTAN, Rabu (11/7).


Kelompok bahan bakar kendaraan bermotor tumbuh 12% YoY, lebih tinggi dari kuartal I-2018 yang hanya tumbuh 3% YoY. Sementara kelompok makanan, minuman, dan tembakau tumbuh 10,7% YoY, juga jauh lebih tinggi dibanding kuartal sebelumya yang hanya 4,6% YoY.

Secara umum, lonjakan penjualan eceran kuartal kedua terjadi pada Mei 2018. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada Mei 2018 tumbuh 8,3% (YoY), dua kali lipat dibanding bulan sebelumnya. Namun di Juni, pertumbuhan IPR melambat menjadi 6,8% YoY.

Pelambatan penjualan eceran diperkirakan berlanjut hingga Agustus 2018 dan baru meningkat pada November 2018. Hal itu tercermin dari Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) Agustus yang sebesar 140,2. Hitungan KONTAN, angka itu turun tipis 0,57% YoY. Sementara itu, IEP November mendatang tercatat 140,7, turun 6,82% YoY.

Direktur Riset Center of Reform on Economy (CORE) Pieter Abdullah menganalisa, lonjakan pertumbuhan penjuaan eceran kuartal II-2018 bukan hanya karena pola musiman, tapi juga lantaran upaya pemerintah yang lebih intensif. Upaya pemerintah yang dimaksud, yaitu adanya program padat karya tunai dan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang lebih tinggi. "Tapi secara keseluruhan saya belum lihat konsumsi membaik," tambah Piter.

Tak heran, pasca kuartal II penjualan eceran diperkirakan kembali melambat. Piter memproyeksi, pertumbuhan konsumsi rumah tangga tahun ini sekitar 5,05% YoY, sedikit lebih tinggi dari kuartal pertama 2018 yang sebesar 4,95% YoY. Sepanjang tahun, konsumsi rumah tangga diperkirakan hanya akan ada sedikit di atas 5% YoY.

"Konsumsi saya lihat belum cukup mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini," tandasnya. Piter memproyeksi, pertumbuhan ekonomi sepanjang 2018 hanya akan mencapai angka 5,1% YoY.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie